Bianglala budaya rekam jejak 95 tahun kongres kebudayaan 1918-2013

Menurut Prof. Dr. Daoed Joeseof, peristiwa berdirinya Boedi Oetomo (BO) yang kemudian dikenal sebagai Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908 mengutamakan budi luhur (budi utama) sebagai dasar perjuangannya. Dasar perjuangan itu lahir sebagai hasil perpaduan antara semangat nasional yang mulai hidup b...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Supardi, Nunus (Author), Tilaar, Tilaar (Author)
Other Authors: Isworo, Bayu (Contributor), Sugono, Dendy (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: Direktorat Jenderal Kebudayaan, 2013-08-19.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Menurut Prof. Dr. Daoed Joeseof, peristiwa berdirinya Boedi Oetomo (BO) yang kemudian dikenal sebagai Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908 mengutamakan budi luhur (budi utama) sebagai dasar perjuangannya. Dasar perjuangan itu lahir sebagai hasil perpaduan antara semangat nasional yang mulai hidup bernyala dalam membasmi sebab pokok kemiskinan, yaitu penjajahan, dengan kesadaran intelektual tentang kemajuan nasional demi peningkatan kecerdasan anak pribumi. Caranya melalui pencerahan akal budi yang dimungkinkan sekali oleh pengembangan pendidikan dan budaya kemajuan. Jelas sekali betapa sepak terjang para pemuda-pelajar pendiri dan penggerak BO secara esensial memotori satu gerakan budaya, yang dengan sadar dan sengaja mengarahkan gerakan mereka ke arah (pembentukan) masa depan. Sebuah masa depan yang bermuara pada pembentukan satu negara-bangsa yang ketika itu masih disebut "Hindia-Belanda", dengan tidak membedakan asal-usul, keturunan,agama, dan keadaan kaya atau pun miskin.
Item Description:http://repositori.kemdikbud.go.id/10810/1/bianglala%20budaya%20rekam%20jejak%2095%20tahun%20kongres%20kebudayaan%201918-2013.pdf