Perkembangan aksara kwadrat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali: analisis paleografi

Aksara kwadrat selama ini selalu dikaitkan dengan masa Kaḍiri dari abad ke-12 sehingga dikenal dengan istilah "kwadrat kaḍiri". Selain di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada beberapa prasasti dari Bali yang menggunakan aksara kwadrat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nastiti, Titi Surti (Author)
Format: Academic Paper
Published: Forum Arkeologi Bali, 2016-11.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02002 am a22002293u 4500
001 0 nhttps:__forumarkeologi.kemdikbud.go.id_index.php_fa_article_view_94
042 |a dc 
100 1 0 |a Nastiti, Titi Surti  |e author 
245 0 0 |a Perkembangan aksara kwadrat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali: analisis paleografi 
260 |b Forum Arkeologi Bali,   |c 2016-11. 
500 |a http://repositori.kemdikbud.go.id/17184/1/94-930-3-PB.pdf 
520 |a Aksara kwadrat selama ini selalu dikaitkan dengan masa Kaḍiri dari abad ke-12 sehingga dikenal dengan istilah "kwadrat kaḍiri". Selain di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada beberapa prasasti dari Bali yang menggunakan aksara kwadrat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan aksara kwadrat dan sejak kapan aksara kwadrat ini dipakai. Selain itu juga untuk menelusuri hubungan kesejarahan pemakaian aksara kwadrat di Jawa, terutama Jawa Timur dengan Bali. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan paleografi. Berdasarkan analisis paleografi dapat diketahui bahwa aksara kwadrat adalah aksara yang telah dikenal sejak masa raja Dharmawangśa Tguḥ (± 991-1016). Aksara ini dikenal di Bali karena dibawa oleh saudara perempuan Dharmawangśa Tguḥ, Guṇapriya Dharmapatnī/Mahendradattā yang menikah dengan raja Udāyana dari Bali. Jika kedua bersaudara tersebut telah mengenal aksara kwadrat, aksara tersebut telah dikenal sejak masa pemerintahan orang tua Dharmawangśa Tguḥ dan Guṇapriyadharmapatnī, yaitu Makuṭawangsawarddhana. 
540 |a cc_by_nc_4 
546 |a id 
690 |a Kebudayaan 
690 |a Arkeologi 
655 7 |a Article  |2 local 
655 7 |a PeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repositori.kemdikbud.go.id/17184/ 
787 0 |n https://forumarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/fa/article/view/94 
856 4 1 |u http://repositori.kemdikbud.go.id/17184/  |z Get Fulltext 
856 4 1 |u https://forumarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/fa/article/view/94  |z Get Fulltext