Jantra : jurnal sejarah dan budaya - volume 14, nomor 1, Juni 2019

Edisi Jantra kali ini memuat 12 (dua belas) artikel di bawah tema "Budaya Agraris". Tema ini dipandang penting karena Indonesia dengan wilayah yang luas, memiliki budaya agraris di berbagai pelosok daerahnya. Adapun ke duabelas artikel ini adalah: 1). "Misi Penyelamatan Budaya: Reform...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Kemendikbud, Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (Author)
Format: Academic Paper
Published: Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, 2019.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04847 am a22002413u 4500
001 0 nhttps:__kebudayaan.kemdikbud.go.id_bpnbyogyakarta_jurnal-jantra-volume-14-nomor-1-juni-2019_
042 |a dc 
100 1 0 |a Kemendikbud, Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta  |e author 
245 0 0 |a Jantra : jurnal sejarah dan budaya - volume 14, nomor 1, Juni 2019 
260 |b Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta,   |c 2019. 
500 |a http://repositori.kemdikbud.go.id/18779/1/JANTRA-2019-Juni-2019.pdf 
520 |a Edisi Jantra kali ini memuat 12 (dua belas) artikel di bawah tema "Budaya Agraris". Tema ini dipandang penting karena Indonesia dengan wilayah yang luas, memiliki budaya agraris di berbagai pelosok daerahnya. Adapun ke duabelas artikel ini adalah: 1). "Misi Penyelamatan Budaya: Reforma Agraria sebagai Revitalisasi Bahasa," tulisan FerdiArifin menguraikan bahwa reforma agraria sangat lekat dengan revitalisasi bahasa karena kebudayaan merupakan suatu sistem yang melekat dalam proses kehidupan masyarakat sehingga reforma agraria menjadi misi penyelamatan untuk sumber daya agraria, budaya, dan bahasa; 2) "Merti Desa: Eksistensi Tradisi Masyarakat Agraris di Kabupaten Semarang," tulisan Ken Widyatwati dan Mahfudz menguraikan tentang pelaksanaan Merti Desa yang merupakan wujud eksistensi tradisi pada masyarakat agraris yang berfungsi untuk menumbuhkan sikap gotong royong dan kepedulian masyarakat, wujud kepedulian masyarakat Desa Kemetul dalam melestarikan budaya tradisional; 3) "Ancak-ancak Alis: Ekspresi Budaya Agraris dalam Permainan Anak," tulisan Suyami menguraikan bahwa ekspresi budaya agraris termuat pada keseluruhan aktivitas permainan tersebut, yakni dalam syair lagu pengiringnya serta dalam dialog pembabakan selama proses permainan; 4) "Tinjauan Filosofis Budaya Agraris Reresik Lak: Konservasi Air dalam Praktik Pertanian Dusun Ngiring," tulisan Reni Dikawati menguraikan bahwa nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam reresik lak akan membangun kesadaran pentingnya menjaga nilai-nilai luhur sebagai sebuah kebijaksanaan hidup; 5) "Etika Samin: Kebijaksanaan Masyarakat Agraris," tulisan Mikka Wildha Nurrochsyam menjelaskan bahwa terdapat tiga prinsip etika Samin, yaitu kejujuran, kerukunan dan persaudaraan; 6) "Mooi Indie: Menyampaikan Budaya Agraris Nusantara melalui Lukisan," tulisan Rini Riris Setyowati menyampaikan bahwa lukisan gaya Mooi Indie tidak hanya mampu membingkai dan menyampaikan keindahan melalui gunung, sawah, tumbuhan, dan masyarakat. Pesan tersirat lainnya adalah meletakkan kebudayaan agraris penduduk pada komposisi yang sangat tepat; 7) "Kebudayaan (Tani) Jawa sebagai Sumber Nilai Ekologi," tulisan Dhanu Priyo Prabowo bahwa kebudayaan tani Jawa merupakan suatu bentuk representasi tentang alam (nature) yang mempunyai pengaruh di dalam kehidupan para petani. 8) "Fungsi Mite Asal Mula Padi dalam Tradisi Agraris Masyarakat Dayak Bidayuh di Kalimantan Barat," tulisan Bambang H. Suta Purwana menjelaskan bahwa mite asal mula padi berfungsi sebagai legitimasi yang memberitahukan kepada orang Dayak Bidayuh mengenai apa yang seharusnya ada atau terjadi dalam tata kehidupan mereka; 9) "Subak, Filososfi Keserasian dalam Masyarakat Agraris di Pulau Bali," tulisan Mulyati menguraikan bahwa subak dianggap sebagai penjaga budaya Bali, sehingga UNESCO mengakui subak sebagai warisan budaya dunia. Subak diikat oleh kepentingan fisik dan spiritual; 10) "Studi Psikologi Sastra Tokoh Bima: Indoktrinasi Budaya Agraria Kontemporer," tulisan Harpen Dwi Jaksana dkk., menjelaskan substansi keterkaitan sosok Bima dalam budaya agraris; 11) "Jodhangan: Tradisi Agraris di Desa Selopamioro Imogiri," tulisan Siti Munawaroh menguraikan bahwa dengan lestarinya tradisi jodhangan diharapkan dapat digunakan untuk menggalang solidaritas atau toleransi sesama warga masyarakat, sehingga mudah digerakkan untuk kepentingan-kepentingan yang lebih positif; 12) "Budaya Agraria Indonesia: Orientasi Zonder 'Exploitation de l 'homme Par l'Homme dan Exploitation de Nation Par Nation," tulisan Robit Nurul Jamil menguraikan bahwa segala bentuk konfrontasi agraria haruslah mengedepankan orientasi Zonder 'Exploitation De L'Homme Par L'Homme' dan 'Exploitation De NationPar Nation' agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. 
540 |a cc_by_nc_4 
546 |a id 
690 |a Nilai Budaya 
690 |a Warisan budaya 
690 |a Penelitian kebudayaan 
655 7 |a Book  |2 local 
655 7 |a PeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repositori.kemdikbud.go.id/18779/ 
787 0 |n https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/jurnal-jantra-volume-14-nomor-1-juni-2019/ 
856 4 1 |u http://repositori.kemdikbud.go.id/18779/  |z Get Fulltext 
856 4 1 |u https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/jurnal-jantra-volume-14-nomor-1-juni-2019/  |z Get Fulltext