Mastitis pada sapi perah merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan penurunan kualitas dan produksi susu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur kadar senyawa fenol dalam buah mengkudu(Morinda citrifolia) mentah, mengkal, dan matang, membandingkan daya hambat bakteri eks...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Purwantiningsih, Theresia Ika (Author), Suranindyah, Yustina Yuni (Author), (Widodo) (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada, 2014-02-01.
Subjects:
Online Access:Get Online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02761 am a22003013u 4500
001 BuletinPeternakan_UGM_4618_3884
042 |a dc 
100 1 0 |a Purwantiningsih, Theresia Ika  |e author 
100 1 0 |e contributor 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Suranindyah, Yustina Yuni  |e author 
700 1 0 |q  (Widodo)   |e author 
245 0 0
246 3 3 |a AKTIVITAS SENYAWA FENOL DALAM BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI ANTIBAKTERI ALAMI UNTUK PENGHAMBATAN BAKTERI PENYEBAB MASTITIS 
260 |b Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada,   |c 2014-02-01. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpeternakan/article/view/4618 
520
520 |a Mastitis pada sapi perah merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan penurunan kualitas dan produksi susu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur kadar senyawa fenol dalam buah mengkudu(Morinda citrifolia) mentah, mengkal, dan matang, membandingkan daya hambat bakteri ekstrak buah mengkudu dan larutan celup puting komersial yang mengandung iodium 1,25% (komersial A) dan benzalkonium chloride 2%(komersial B). Penelitian ini menggunakan bakteri Staphylococcus aureus asal susu sapi penderita mastitis subklinis. Larutan yang digunakan untuk penghambat bakteri adalah ekstrak buah mengkudu, larutan komersial A dan komersial B. Hasil penelitian menunjukkan kadar fenol paling tinggi terdapat pada buah mengkudu matang. Berdasarkan analisis statistik menggunakan One Way Anova menunjukkan bahwa pemberian larutan yang berbeda memberikan efek nyata (P<0,05) dalam uji daya hambat bakteri. Namun demikian hasil uji lanjut menggunakan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT) terdeteksi bahwa daya hambat bakteri yang diberi ekstrak buah mengkudu dan larutan komersial A tidakmenunjukkan perbedaan. Sedangkan larutan komersial B mampu menghambat bakteri Staphylococcus aureus paling baik dibandingkan dengan ekstrak buah mengkudu, komersial A dan kontrol. Kesimpulannya, ekstrak mengkudumengandung antibakteri alami dengan daya hambat yang tidak berbeda nyata dengan larutan komersial A dan dapat digunakan sebagai larutan untuk celup puting.(Kata kunci: Fenol, Antibakteri alami, Morinda citrifolia) 
546 |a ind 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Buletin Peternakan; Vol 38, No 1 (2014): BULETIN PETERNAKAN VOL. 38 (1) FEBRUARI 2014; 59-64 
786 0 |n 2407-876X 
786 0 |n 0126-4400 
786 0 |n 10.21059/buletinpeternak.v38i1 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpeternakan/article/view/4618/3884 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpeternakan/article/view/4618/3884  |z Get Online