REFLEKSI IDEOLOGI WANITA MINANGKABAU DALAM NOVEL NEGERI PEREMPUAN KARYA WISRAN HADI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi bentuk ideologi wanita Minangkabau yang terefleksi dalam novel Negeri Perempuan karya Wisran Hadi. Penelitian ini dilakukan berlandaskan teori-teori ideologi dan dekonstruksi. Metode analisis data menggunakan metode hermeneutika. Metode hermeneutika memanf...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Asri, Yasnur (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2013-04-25.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02681 am a22002653u 4500
001 Humaniora_UGM_1814_1632
042 |a dc 
100 1 0 |a Asri, Yasnur  |e author 
100 1 0 |e contributor 
245 0 0 |a REFLEKSI IDEOLOGI WANITA MINANGKABAU DALAM NOVEL NEGERI PEREMPUAN KARYA WISRAN HADI 
260 |b Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada,   |c 2013-04-25. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1814 
520 |a Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi bentuk ideologi wanita Minangkabau yang terefleksi dalam novel Negeri Perempuan karya Wisran Hadi. Penelitian ini dilakukan berlandaskan teori-teori ideologi dan dekonstruksi. Metode analisis data menggunakan metode hermeneutika. Metode hermeneutika memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk analisis deskriptif. Metode deskriptif analitis bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau uraian secara sistematis faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang dikaji. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa ada dua bentuk ideologi yang terefleksi dalam novel ini, yakni ideologi sosial dan ideologi politik. Ideologi sosial yang menonjol adalah ideologi feodal dan neofeodal. Ideologi feodal terefleksi pada tokoh perempuan pewaris kerajaan yang selalu berpandangan masalah warisan dan tata cara pengangkatan penghulu sesuai dengan aturan adat yang berlaku, sedangkan ideologi neofeodal yang didukung oleh tokoh perempuan istri pejabat dan saudara konglomerat yang berpandangan bahwa tata cara warisan dan tata cara pengangkatan penghulu itu bukanlah sesuatu yang sakral, tetapi amat fleksibel dan dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi kekinian. Ideologi politik yang terefleksi dalam novel ini mempunyai dua corak, yaitu ideologi politik yang berpretensi positif dan yang berpretensi negatif. Ideologi positif terlihat dari aktivitas keluarga pewaris kerajaan, sedangkan ideologi yang berpretensi negatif terefleksi dari aktivitas keluarga di luar pewaris kerajaan. 
540 |a Copyright (c) 2013 Yasnur Asri 
540 |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 
546 |a eng 
690 |a dekonstruksi, hermeneutika, idoelogi, refleksi, wanita Minangkabau 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Humaniora; Vol 25, No 1 (2013); 69-81 
786 0 |n 2302-9269 
786 0 |n 0852-0801 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1814/1632 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1814/1632  |z Get Fulltext