"Aku" dalam Semiotika Riffaterre Semiotika Riffaterre dalam "Aku"

Tak dapat di ragukan lagi Chairil Anwar adalah seorang penyair besar. Setiap tahun, hingga sekarang, karya-karyanya masih terus diperingati, direproduksi, dibaca, dan direpresentasikan. Yang akan dibicarakan dalam makalah ini hanya salah satu puisi penyair tersebut, yaitu "Aku" yang terhim...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Faruk, Faruk (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2013-06-03.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tak dapat di ragukan lagi Chairil Anwar adalah seorang penyair besar. Setiap tahun, hingga sekarang, karya-karyanya masih terus diperingati, direproduksi, dibaca, dan direpresentasikan. Yang akan dibicarakan dalam makalah ini hanya salah satu puisi penyair tersebut, yaitu "Aku" yang terhimpun dalam kumpulan Deru Campur Debu (1965). Pilihan atas "Aku" ini dapat dianggap semaunya, tetapi dapat pula atas dasar tingkat popularitasnya yang cukup tinggi. Yang mendorong pemahaman kembali puisi-puisi lama seperti karya Chairil di atas bukan semata-mata kenyataan subjektifnya. Apabila dilihat dari caranya, kedua pembacaan mengenai karya-karya Chairil di atas tidak hanya terjadi karena kualitas internal karya-karya penyair itu sendiri, melainkan juga karena terjadinya perubahan cara pandang terhadap estetika dan bahkan kehidupan secara keseluruhan.
Item Description:https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1942