Keindahan sebagai Pelipur Lara

Sebuah karya sastra tidak dapat dibebaskan dari aktivitas menyatakansuatu pikiran, bahkan sebuah karya sastra kadang diciptakan dengan sengaja untuk menyatakan suatu pikiran (Junus, 1989:73). Bertolak dari pendapat di atas, sebuah karya sastra mengenal suatu masyarakat tertentu, diduga akan mereflek...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sudibyo, Sudibyo (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2013-06-03.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sebuah karya sastra tidak dapat dibebaskan dari aktivitas menyatakansuatu pikiran, bahkan sebuah karya sastra kadang diciptakan dengan sengaja untuk menyatakan suatu pikiran (Junus, 1989:73). Bertolak dari pendapat di atas, sebuah karya sastra mengenal suatu masyarakat tertentu, diduga akan merefleksikan atau merefraksikan realitas sosial yang ada dalam masyarakat tersebut atau setidak-tidaknya karya itu akan menolak unsur-unsur yang berasal dan realitas lain (Junus, 1984:57). Seorang pembawa (penulis) cerita pelipur lara, berusaha mencari titik temu diantara dunia yang digambarkan di dalam ceritanya dengan dunia empirik yang dialami dan dirasakannya. Di dalam tulisan ini dipergunakan pendekatan psikologi sastra dengan penekanan kepada pembaca. Oleh karena itu, yang menjadi pusat perhatian tulisan ini adalah hubungan antara karya sastra dengan pengalaman pembaca, terutama yang menyangkut fungsi karya sastra bagi pembacanya (lihat Damono, 1995:8).
Item Description:https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1949