Pembauran Identitas Etnik di Kalangan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan perguruan tinggi terbesar di Indonesia. UGM memiliki 18 fakultas untuk program sarjana, satu fakultas untuk program pascasarjana, dan 15 pusat penelitian. UGM juga memiliki beberapa program studi D3. Pada tahun 1997, jumlah mahasiswa UGM adalah sekitar 35.000...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | EJournal Article |
Published: |
Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada,
2013-06-13.
|
Subjects: | |
Online Access: | Get Fulltext |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
LEADER | 02843 am a22002653u 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | Humaniora_UGM_2034_1838 | ||
042 | |a dc | ||
100 | 1 | 0 | |a Hudayana, Bambang |e author |
100 | 1 | 0 | |e contributor |
245 | 0 | 0 | |a Pembauran Identitas Etnik di Kalangan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada |
260 | |b Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, |c 2013-06-13. | ||
500 | |a https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2034 | ||
520 | |a Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan perguruan tinggi terbesar di Indonesia. UGM memiliki 18 fakultas untuk program sarjana, satu fakultas untuk program pascasarjana, dan 15 pusat penelitian. UGM juga memiliki beberapa program studi D3. Pada tahun 1997, jumlah mahasiswa UGM adalah sekitar 35.000 orang. Sebagai universitas nasional, jumlah mahasiswa ini tidak hanya berasal dan Jawa yang umumnya beridentitas etnik Jawa, tetapi berasal pula dari luar Jawa yang memiliki latar belakang etnik ber1ainan. Pembauran identitas etntk pada mahasiswa UGM merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Dalam studinya tentang stereotipe etnik dan jarak sosial di kalangan mahasiswa UGM, Scnawetzer (1979) tidak melihat adanya proses pembauran antaretnik ke dalam suatu identitas sosiat-budaya milik bersama. Hal ini karena ia melihat bahwa setiap etnik mempunyai suatu kepribadian kelompok yang tidak berubah. Akan tetapi, tulisan ini melihat bahwa identitas etnik itu akan mengalami perubahan ketika individu berinteraksi sosial dengan kelompok etnik lain (out-group). Hal ini karena untuk melakukan interaksi sosial antaretnik dipel1ukan suatu bentuk adaptasitertentu yang mendorong munculnya gejala perubahan identitas etnik. Tulisan ini mengungkapkan hasil penelitian pembauran identitas etnik antarmahasiswa dalam komunitas akademik. Secara rinci penelitian ino mempunyai tiga pertanyaan pokok. Pertama, mengetahui pendapat mahasiswa UGM tentang identitas etniknya (in group) dan identitas etnik bukan kelompoknya (out group). Kedua, mengetahui bentuk interaksi sosial antarmahasiswa dengan fokus perhatian pada usaha memahami jarak sosial antarmahasiswa yang berlainan etnik. Ketiga, memahami pembauran budaya di kalangan mahasiswa yang berlainan etnik di kampus dan di Yogyakarta pada umumnya. | ||
540 | |a Copyright (c) 2013 Bambang Hudayana | ||
540 | |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 | ||
546 | |a eng | ||
690 | |a etnik, identitas, mahasiswa, UGM, pembauran | ||
655 | 7 | |a info:eu-repo/semantics/article |2 local | |
655 | 7 | |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion |2 local | |
655 | 7 | |a Peer-reviewed Article |2 local | |
786 | 0 | |n Humaniora; No 9 (1998); 101-111 | |
786 | 0 | |n 2302-9269 | |
786 | 0 | |n 0852-0801 | |
787 | 0 | |n https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2034/1838 | |
856 | 4 | 1 | |u https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2034/1838 |z Get Fulltext |