SANG HYANG WATU TEAS DAN SANG HYANG KULUMPANG : PERLENGKAPAN RITUAL UPACARA PENETAPAN SIMA PADA MASA KERAJAAN MATARAM KUNA
Tulisan ini menguraikan proses pelak- sanaan upacara sima beserta perlengkap- ama Kerajaan Mataram muncul per- an ritual yang disertakan . tama kali pada masa pemerintahan Raja Saiijaya yang memerintah se- jak tahun 717 Masehi, dengan gelar Rakai Mataram . Selama masa Kerajaan Mataram kuna telah ban...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | EJournal Article |
Published: |
Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada,
2012-08-03.
|
Subjects: | |
Online Access: | Get Fulltext |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
LEADER | 02207 am a22002533u 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | Humaniora_UGM_666_512 | ||
042 | |a dc | ||
100 | 1 | 0 | |a Haryono, Timbul |e author |
100 | 1 | 0 | |e contributor |
245 | 0 | 0 | |a SANG HYANG WATU TEAS DAN SANG HYANG KULUMPANG : PERLENGKAPAN RITUAL UPACARA PENETAPAN SIMA PADA MASA KERAJAAN MATARAM KUNA |
260 | |b Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, |c 2012-08-03. | ||
500 | |a https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/666 | ||
520 | |a Tulisan ini menguraikan proses pelak- sanaan upacara sima beserta perlengkap- ama Kerajaan Mataram muncul per- an ritual yang disertakan . tama kali pada masa pemerintahan Raja Saiijaya yang memerintah se- jak tahun 717 Masehi, dengan gelar Rakai Mataram . Selama masa Kerajaan Mataram kuna telah banyak dikeluarkan prasasti yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat Jawa Kuno abad VIII-X dengan berbagai aspek sosial- ekonominya . Di antara prasasti-prasasti yang dikeluarkan selama itu adalah prasasti yang berisi tentang penetapan tanah per- dikan yang disebut dengan istilah 'sima'. Hampir 90% prasasti Jawa Kuna membi- carakan sima, yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepada raja atau diberikan kepada sekelompok ma- syarakat untuk mengelola bangunan ke- agamaan (Christie, 1977 ; 1983) . Prasasti tentang penetapan sima pada umumnya diawali dengan manggala yaitu seruan kepada dewa, yang dilanjutkan de- ngan penyebutan unsur-unsur penanggalan yang memuat keterangan tentang kapan prasasti dikeluarkan, keterangan tentang nama raja atau pejabat yang mengeluarkan prasasti, dilanjutkan dengan nama-nama pejabat yang menerima perintah . | ||
540 | |a Copyright (c) 2012 Timbul Haryono | ||
540 | |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 | ||
546 | |a eng | ||
655 | 7 | |a info:eu-repo/semantics/article |2 local | |
655 | 7 | |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion |2 local | |
655 | 7 | |a Peer-reviewed Article |2 local | |
786 | 0 | |n Humaniora; Vol 11, No 3 (1999); 14-21 | |
786 | 0 | |n 2302-9269 | |
786 | 0 | |n 0852-0801 | |
787 | 0 | |n https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/666/512 | |
856 | 4 | 1 | |u https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/666/512 |z Get Fulltext |