INTERFERENSI MORFOLOGIS PENUTUR BAHASA BUGIS DALAM BERBAHASA INDONESIA

Di antara berbagai masalah bahasa yang dihadapi, yang akhir-akhir ini mendapat perhatian cukup besar dalam masyarakat, tetapi sampai kini belum diteliti secara sungguh-sungguh oleh para ahli bahasa di Indonesia, adalah peristiwa alternasi atau pemakaian bahasa secara silih berganti antara bahasa Ind...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mokhtar, Masrurah (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2012-08-03.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Di antara berbagai masalah bahasa yang dihadapi, yang akhir-akhir ini mendapat perhatian cukup besar dalam masyarakat, tetapi sampai kini belum diteliti secara sungguh-sungguh oleh para ahli bahasa di Indonesia, adalah peristiwa alternasi atau pemakaian bahasa secara silih berganti antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam satu kalimat, paragraf, atau wacana . Kontak yang semakin intensif antara bahasa Indonesia selanjutnya disebut (BI) dan bahasa daerah (selanjutnya disebut BD) te- Iah membawa perubahan dalam Iingkup dan bentuk pemakaian kedua bahasa tersebut. Prestise dan daya guna BI yang terus meningkat telah mendorong penutur BD, termasuk bahasa Bugis (selanjutnya disebut BB), untuk menguasai bahasa Indonesia di samping bahasa ibunya . Dalam komunikasi sehari-hari kadang-kadang dapat disaksikan pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa Daerah seolah-olah dikacaukan . Sering terjadi BB atau bahasa Makassar (selanjutnya disebut BM) dan BI dipakai secara silih berganti dalam suatu wacana atau kalimat dalam penuturan . Tidak jarang dijumpai kalimat-kalimat dimulai dengan BI, tetapi di tengah-tengah terselip kata-kata BB atau BM atau diakhiri BI dan sebaliknya. Akibatnya, kalimat yang demikian seolaholah bukan kalimat BB atau BM dan bukan pula BI . 2. Metode Penelitian Penelitian "interferensi Morfologis BB oleh Masyarakat Bugis dalam ber-Berbahasa Indonesia" dilaksanakan dengan responden sebanyak 200 orang yang diambil berdasarkan pekerjaan (pegawai, guru, dosen, pedagang, petani, dan pelajar), umur (antara 18-22 tahun, 23-27 tahun, 28-32 tahun, 33-37 tahun, 38-42 tahun, 43-47 tahun), dan pendidikan (SLTA, SI, S2, dan S3). Penelitian ini berhasil mengumpulkan data sosiolinguistik dalam bentuk data morfologis sebanyak 109 buah, 39 yang diolah menurut sifat-sifat morfemnya, kemudian ditranskripsikan untuk menemukan ruas-ruas asainya . Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan situasi kebahasaan yang bersitat sosiolinguistik, yang merupakan salah satu gejala kebahasaan yang teriadi pada penutur BB dalam ber-BI serta menggambarkan kesalahan-kesalahan berbahasa yang terjadi dalam masyarakat yang dwibahasawan (bilingual) . Meskipun gejala interferensi antara bahasa-bahasa yang dipakai di Indonesia, misalnya antara BD satu dengan BD lainnya, atau antara BD dengan BI merupakan gejala yang umum, penelitian yang tuntas mengenai bentuk pemakaian bahasa ini, lebih-lebih penelitian yang memperhatikan kesalahan-kesalahan yang ada pada perilaku berbahasa seperti itu, boleh dikatakan masih sangat Iangka . Kalaupun ada, biasanya penelitian atau studi-studi itu hanya dipandang sebagai suatu peristiwa kebetulan atau ditelaah semata-mata dari sudut sosial atau fungsi-fungsi pragmatiknya
Item Description:https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/693