KLASIFIKASI FOLK BIOLOGI DALAM BAHASA JAWA SEBUAH PENGAMATAN AWAL

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk mengidentifikasikan dan- mengklasifikasikan benda-benda di lingkungan sekitar manusia . Demikianlah, misalnya, penutur bahasa Jawa mengidentifikasikan benda-benda di sekitarnya dengan kata-kata alang-alang 'ilalang' . teki 'teki'...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Suhandano, (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2012-08-03.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 03789 am a22002533u 4500
001 Humaniora_UGM_694_540
042 |a dc 
100 1 0 |a Suhandano, .  |e author 
100 1 0 |e contributor 
245 0 0 |a KLASIFIKASI FOLK BIOLOGI DALAM BAHASA JAWA SEBUAH PENGAMATAN AWAL 
260 |b Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada,   |c 2012-08-03. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/694 
520 |a Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk mengidentifikasikan dan- mengklasifikasikan benda-benda di lingkungan sekitar manusia . Demikianlah, misalnya, penutur bahasa Jawa mengidentifikasikan benda-benda di sekitarnya dengan kata-kata alang-alang 'ilalang' . teki 'teki' . tuton. kremah. krokot (untuk ketiga nama yang disebut terakhir ini penulis belurn menemukan nama padanannya dalam bahasa Indonesia) . dan sejenisnya, dan kemudian mengklasifikasikannya dengan kata suket 'rumput'. Mereka juga mengidentifikasikan benda-benda di sekitarnya dengan kata-kata wedus 'kambing' . pitik 'ayam' . sapi 'lembu' . kebo 'kerbau' . bebek 'itik', dan sejenisnya. dan kemudian mengkiasifikasikannya dengan kata ingon-ingon binatang piaraan' . Pengidentifikasian dan pengklasifikasian tersebut tidak hanya berlaku pada benda-benda hidup saja, tetapi juga pada benda-benda mati . Untuk bendabenda mati . penutur bahasa Jawa misalnya, mengidentifikasikan benda-benda tertentu dengan kata-kata kaos 'kaos', klambi 'baju' . sarung 'sarung', jarik Rain' . kathok Icelana', dan sejenisnya yang kemudian mengklasifikasikannya dengan kata sandangan pakaian' . Dalam hal fungsi bahasa sebagai alat untuk mengidentifikasikan benda-benda, sejauh ini dipaharni bahwa hubungan antara benda yang diidentifikasikan dengan kata atau bentuk bahasa yang digunakan untuk mengidentifikasikannya bersitat arbitrer . Jadi, tidak ada alasan mengapa benda yang sama dalam bahasa Jawa diidentifikasikan dengan kata klambi, tetapi dalam bahasa Indonesia diidentifikasikan dengan kata baju. Dalam hal fungsi bahasa sebagai alat untuk mengklasifikasikan benda-benda, sifat arbitrer tersebut memang masih berlaku. Sangat sulit mencari alasan, misalnya, mengapa dalam bahasa Jawa krokot, teki, kremah, alang-alang, tuton diklasifikasikan dengan kata suket bukan dengan kata lain. Akan tetapi, berkaitan dengan klasifikasi ini ada hal menarik yang perlu dikaji, misalnya, mengapa alang-alang, teki, kremah, krokot, tuton diklasifikasikan dalam satu kategori suket, sernentara sere 'serai', sledri 'seledri', bayem 'bayam', lompong 'batang daun keladi', dan sejenisnya yang dalam beberapa hal mirip dengan benda-benda dalarn kategori sukettidak termasuk di dalamnya. Persoalan klasifikasi ini lebih menarik lagi karena diketahui bahwa pengklasifikasian benda-benda tertentu ke dalam kategori tertentu berbeda dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Sebagai contoh, dalam bahasa Jawa ada kategori ingon-ingon yang anggotanya meliputi hewan-hewan sapi, kerbau, kambing, itik, ayarn, dan sejenisnya seperti dicontohkan di atas, tetapi dalam bahasa Inggris kategori semacam itu tidak ada. Memang dalam bahasa Inggris ada kategori pet 'binatang piaraan', tetapi kategori ini tidak sama dengan ingon-ingon; kerbau, misalnya, tidak termasuk dalam pet. 
540 |a Copyright (c) 2012 . Suhandano 
540 |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 
546 |a eng 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Humaniora; Vol 12, No 2 (2000); 225-230 
786 0 |n 2302-9269 
786 0 |n 0852-0801 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/694/540 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/694/540  |z Get Fulltext