A SYMBOLIC REALITY OF AMERICAN TELEVISION: A CASE STUDY OF THE JERRY SPRINGER SHOW

The Jerry Springer Show adalah salah satu program talk show televisi Amerika yang dapat dikategorikan sebagai tabloid talk show, trash talk show, atau istilah lain yang menunjukkan betapa acara ini menyajikan topik persoalan yang vulgar. Meskipun acara ini adalah acara yang banyak dianggap orang tid...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Adi, Ida Rochani (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2012-08-08.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02290 am a22002533u 4500
001 Humaniora_UGM_876_723
042 |a dc 
100 1 0 |a Adi, Ida Rochani  |e author 
100 1 0 |e contributor 
245 0 0 |a A SYMBOLIC REALITY OF AMERICAN TELEVISION: A CASE STUDY OF THE JERRY SPRINGER SHOW 
260 |b Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada,   |c 2012-08-08. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/876 
520 |a The Jerry Springer Show adalah salah satu program talk show televisi Amerika yang dapat dikategorikan sebagai tabloid talk show, trash talk show, atau istilah lain yang menunjukkan betapa acara ini menyajikan topik persoalan yang vulgar. Meskipun acara ini adalah acara yang banyak dianggap orang tidak layak ditonton, ini masih tetap diminati di Amerika terbukti masih berlangsung dan telah menyajikan lebih dari 3.000 episode. Ternyata acara ini tidak hanya diminati oleh orang Amerika, tetapi juga oleh orang Inggris karena acara ini pun sampai mengilhami pembuatan opera yang dipentaskan di beberapa teater Inggris. Ada tiga realitas yang sebetulnya merupakan simbolisasi yang dapat dimaknai di sini. Pertama, bermoral tidaknya suatu acara tidaklah menentukan minat orang dalam menonton tayangan televisi karena berhasil tidaknya suatu acara dalam masyarakat tergantung dari kekuatan sosial acara tersebut. Kedua, makin tinggi nilai kebebasan suatu masyarakat, makin tinggi pula tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan kepuasan penonton televisi. Ketiga, karya imajiner yang ditayangkan di televisi akan dianggap sebagai suatu kebenaran apabila dikemas dalam program yang diterima dalam masyarakat sebagai program informasi dan bukan hiburan meskipun kandungan di dalamnya adalah hiburan. 
540 |a Copyright (c) 2012 Ida Rochani Adi 
540 |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 
546 |a eng 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Humaniora; Vol 18, No 2 (2006); 191-199 
786 0 |n 2302-9269 
786 0 |n 0852-0801 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/876/723 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/876/723  |z Get Fulltext