THE EVER FAILING COUNTER MOVEMENT: THE CASE OF LOW CLASS WOMEN MIGRATION AT GROBOGAN, CENTRAL JAVA

Tulisan ini merupakan sebagian kecil data hasil penelitian yang dilakukan di Godong, Grobogan Jawa Tengah, tentang migrasi yang dilakukan oleh perempuan di Godong ke Malaysia dan Singapura sebagai TKW. Perempuan Godong yang umumnya miskin, berpendidikan rendah, harus menanggung beban kemiskinan dan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: P. Astuti, Tri Marhaeni (Author)
Format: EJournal Article
Published: Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, 2012-08-09.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02371 am a22002533u 4500
001 Humaniora_UGM_930_777
042 |a dc 
100 1 0 |a P. Astuti, Tri Marhaeni  |e author 
100 1 0 |e contributor 
245 0 0 |a THE EVER FAILING COUNTER MOVEMENT: THE CASE OF LOW CLASS WOMEN MIGRATION AT GROBOGAN, CENTRAL JAVA 
260 |b Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada,   |c 2012-08-09. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/930 
520 |a Tulisan ini merupakan sebagian kecil data hasil penelitian yang dilakukan di Godong, Grobogan Jawa Tengah, tentang migrasi yang dilakukan oleh perempuan di Godong ke Malaysia dan Singapura sebagai TKW. Perempuan Godong yang umumnya miskin, berpendidikan rendah, harus menanggung beban kemiskinan dan mencari jalan keluar dari kemiskinan dengan bermigrasi. Hal ini mereka lakukan karena suami-yang secara konstruksi sosial-dianggap sebagai pencari nafkah utama, tidak memiliki pekerjaan tetap, menganggur karena PHK, dan menyempitnya lahan pertanian sehingga terjadi pengurangan buruh tani. Perempuan miskin di Godong sebagai TKW di luar negeri memiliki beban yang sangat berat, sebagai pencari nafkah utama dan harus tetap kukuh mempertahankan keberlangsungan hidup rumah tangganya. Tak jarang pengorbanan mereka tak mendapat penghargaan sebagaimana layaknya. Penghargaan yang mereka dapatkan di mata masyarakat adalah penghargaan sosial semu. Penghargaan yang didapatkan hanyalah sebatas uang yang dihasilkan dan segera setelah mereka kembali di desa tak ada status baru untuk mereka. Mereka tetap miskin, dan tidak mempunyai peran dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, meski mereka merupakan sumber nafkah utama. Gerakan tandingan yang dilakukan oleh perempuan godong untuk mencari nafkah selalu gagal meningkatkan status dan peran mereka. 
540 |a Copyright (c) 2012 Tri Marhaeni P. Astuti 
540 |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 
546 |a eng 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Humaniora; Vol 20, No 2 (2008); 123-135 
786 0 |n 2302-9269 
786 0 |n 0852-0801 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/930/777 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/930/777  |z Get Fulltext