Penerapan FCM dan TSK Untuk Penentuan Cluster Rawan Pangan di Kabupaten Cirebon

AbstrakKetahanan pangan merupakan salah satu prasyarat dasar yang harus dimiliki dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun, pada kenyataannya meskipun kabupaten Cirebon termasuk salah satu pensuplai beras wilayah Jawa Barat masih ada beberapa desa yang justru mengalami rawan pangan. Mi...

Повний опис

Збережено в:
Бібліографічні деталі
Автори: Harliana, Harliana (Автор), SN, Azhari (Автор)
Інші автори: indoceiss (Контрибутор)
Формат: EJournal Article
Опубліковано: IndoCEISS in colaboration with Universitas Gadjah Mada, Indonesia., 2012-07-31.
Предмети:
Онлайн доступ:Get Fulltext
Get Fulltext
Теги: Додати тег
Немає тегів, Будьте першим, хто поставить тег для цього запису!
Опис
Резюме:AbstrakKetahanan pangan merupakan salah satu prasyarat dasar yang harus dimiliki dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun, pada kenyataannya meskipun kabupaten Cirebon termasuk salah satu pensuplai beras wilayah Jawa Barat masih ada beberapa desa yang justru mengalami rawan pangan. Minimnya indikator yang digunakan oleh BKP5K Kabupaten Cirebon dalam menentukan status rawan pangan dan tahan pangan masih menjadi kendala dalam penganalisaan penyebab rawan pangan. Penelitian ini mencoba mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu BKP5K Kabupaten Cirebon untuk penentuan cluster rawan pangan dan tahan pangan serta macam rekomendasi bantuannya melalui parameter indikator ketahanan dan kerawanan pangan yang telah ditentukan. Sistem ini dibangun dengan menggunakan metode Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan daerah rawan pangan dan tahan pangan serta metode Takagi Sugeno Kang sebagai rulebase dalam pemberian rekomendasi bantuannya. Setelah melakukan pengujian pada 6 kasus uji, aspek yang paling berpengaruh pada penentuan desa rawan pangan yaitu aspek ketersediaan pangan, aspek akses pangan dan penghidupan, serta aspek kesehatan dan gizi. Sedangkan jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan, desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai, jumlah RT tanpa akses listrik, jumlah areal tanam yang terkena puso, serta jumlah buruh baik buruh tani dan swasta merupakan 5 indikator yang memiliki pengaruh penting dalam penentuan daerah rawan pangan. Kata kunci- Fuzzy C-Means, Fuzzy Takagi Sugeno Kang, rawan pangan, cluster  AbstractFood security is one of the basic prerequisites that must be reserved in order to realize the welfare of society. Although the district Cirebon is one supplier of rice areas of West Java, there are still some villages experiencing food insecurity. The lack of indicators used by BKP5K Cirebon in determining the food insecurity is still a constraint in analyzing the causes of food insecurity. This study seeks to develop a system that can help BKP5K Cirebon to determine cluster food insecurity and advice assistance through a variety of parameters have been determined.The system is built using the Fuzzy C-Means method to classify the food insecurity and food stand andalso Takagi Sugeno Kang method asrulebase in the provision of assistance and advice. After testing 6thtest cases, the most influential aspectare: aspect food availability,aspect accessfood and livelihood, and also aspects of health and nutrition. While the number of people below the poverty line, the village with no access to adequate, the number of RT without access to electricity, the number of areas puso, and the number of workers are5thindicators that have an important influence in the determination of food-insecure areas. Keywords- Fuzzy C-Means, Fuzzy Takagi Sugeno Kang, Food insecurity, Cluster
Опис примірника:https://jurnal.ugm.ac.id/ijccs/article/view/2147