Pengaruh Remote Ischemic Preconditioning Terhadap Angka Kejadian Aritmia dan Acute Kidney Injury Pada Pasien Dewasa Pasca Operasi Bedah Jantung

Latar Belakang : Cedera reperfusi (IRI) akibat klem aorta saat operasi jantung mengakibatkan kematian kardiomiosit, gangguan fungsi kontraktilitas jantung, aritmia, dan kematian. Penggunaan CPB juga memicu terjadinya acute kidney injury (AKI) yang prevalensinya mencapai 30%. Salah satu pencegahannya...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Fachrian, Dedy (Author), Harahap, Mohamad Sofyan (Author)
Format: EJournal Article
Published: Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, 2016-07-01.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04225 am a22002893u 4500
001 JAI_UNDIP_19811_13661
042 |a dc 
100 1 0 |a Fachrian, Dedy  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Harahap, Mohamad Sofyan  |e author 
245 0 0 |a Pengaruh Remote Ischemic Preconditioning Terhadap Angka Kejadian Aritmia dan Acute Kidney Injury Pada Pasien Dewasa Pasca Operasi Bedah Jantung 
260 |b Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif,   |c 2016-07-01. 
500 |a https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19811 
520 |a Latar Belakang : Cedera reperfusi (IRI) akibat klem aorta saat operasi jantung mengakibatkan kematian kardiomiosit, gangguan fungsi kontraktilitas jantung, aritmia, dan kematian. Penggunaan CPB juga memicu terjadinya acute kidney injury (AKI) yang prevalensinya mencapai 30%. Salah satu pencegahannya adalah mempersiapkan miokardium terhadap efek buruk dari klem aorta. Mempersiapkan (preconditioning) miokardium ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan stimulasi dari mekanisme kardioprotektif bawaan melalui tindakan pemberian iskemia yang tidak mematikan secara periodik. Pemberian iskemik pada otot rangka lengan atau tungkai dengan menggunakan manset bertekanan secara periodik dan durasi yang singkat dapat memberikan proteksi pada miokardium dan ginjal dari IRI. Hal ini diharapkan dapat mencegah aritmia dan AKI setelah operasi jantung.Tujuan : Mengetahui apakah RIPC dapat mencegah aritmia dan Acute Kidney Injury (AKI) pada pasien setelah operasi bedah jantung dengan klem aorta dan menggunaan mesin CPB.Metode : Penelitian ini merupakan jenis uji klinis acak terkontrol. Sampel sebanyak 30 pasien yeng terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) 15 subjek dan perlakuan (P) 15 subjek. Kelompok perlakuan setelah dilakukan induksi anestesi dan sebelum dilakukan sternotomi akan diberikan prosedur RIPC yaitu dengan melakukan pengembangan manset pada salah satu lengan atas sampai 200 mmHg dan dipertahankan selama 5 menit kemudian manset di kempiskan dan hal ini dipertahankan sampai 5 menit. Siklus ini kemudian diulangi lagi sehingga lama prosedur ini memakan waktu selama 20 menit. Sedangkan pada kelompok kontrol manset dipasang pada salah satu lengan atas subjek dan dibiarkan tidak dikembangkan selama 20 menit. Selama operasi lama tindakan ligasi aorta diukur dan jika lama ligasi aorta lebih dari 20 menit maka penelitian dilanjutkan tetapi jika lama ligasi aorta kurang dari 20 menit maka subjek penelitian di drop out dari penelitian. Setelah dilakukan pembukaan ligasi aorta, pemantauan akan adanya aritmia dimulai sampai 24 jam kedepan. Setelah operasi selesai dan pasien di transfer ke ICU, pada perawatan jam ke 12, 24, 36, 48, 60 dan 72 jam perawatan dilakukan pemantauan produksi urine dan pengambilan sampel darah dan diperiksa kadar serum kreatinin.Hasil : Aritmia didapatkan pada 11 subjek kontrol dan 2 subjek perlakuan dengan Atrial Fibrilasi merupakan jenis aritmia yang paling banyak didapatkan yaitu 9 subjek pada kontrol dan 1 subjek pada perlakuan. AKI didapatkan pada 11 subjek kontrol dan 1 subjek perlakuan. Pada uji Mann-Whitney didapatkan penurunan angka kejadian aritmia pada kelompok perlakuan yang berbeda bermakna (p=0,01) serta penurunan angka kejadian AKI pada kelompok perlakuan yang berbeda bermakna (p=0,04).Kesimpulan : Tindakan RIPC dengan 2 siklus iskemia dan reperfusi pada kelompok perlakuan terbukti menurunkan angka kejadian aritmia dan AKI pasca operasi jantung secara bermakna dibanding kelompok kontrol. 
540 |a Copyright (c) 2016 (JAI) Jurnal Anestesiologi Indonesia 
546 |a eng 
690
690 |a Remote ischemic preconditioning; Aritmia; Acute Kidney Injury 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |2 local 
655 7 |2 local 
786 0 |n JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Anestesiologi Indonesia; 122-133 
786 0 |n 2089-970X 
786 0 |n 2337-5124 
787 0 |n https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19811/13661 
856 4 1 |u https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19811/13661  |z Get Fulltext