Perbandingan Dosis Induksi dan Pemeliharaan Propofol Pada Operasi Onkologi Mayor yang Mendapatkan Pemedikasi Gabapentin dan Tanpa Gabapentin

Latar Belakang : Anestesi umum merupakan teknik anestesi yang paling sering dikerjakan dibandingkan dengan teknik anestesi lain. Total Intravena Anestesi menggunakan propofol telah dikembangkan secara luas, karena menurunnya angka insiden PONV, biaya anestesi yang lebih murah, dan waktu pulih yang c...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Okta, Ida Bagus (Author), Subagiartha, I Made (Author), Wiryana, Made (Author)
Format: EJournal Article
Published: Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, 2017-11-01.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 03203 am a22003013u 4500
001 JAI_UNDIP_19837_13677
042 |a dc 
100 1 0 |a Okta, Ida Bagus  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Subagiartha, I Made  |e author 
700 1 0 |a Wiryana, Made  |e author 
245 0 0 |a Perbandingan Dosis Induksi dan Pemeliharaan Propofol Pada Operasi Onkologi Mayor yang Mendapatkan Pemedikasi Gabapentin dan Tanpa Gabapentin 
260 |b Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif,   |c 2017-11-01. 
500 |a https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19837 
520 |a Latar Belakang : Anestesi umum merupakan teknik anestesi yang paling sering dikerjakan dibandingkan dengan teknik anestesi lain. Total Intravena Anestesi menggunakan propofol telah dikembangkan secara luas, karena menurunnya angka insiden PONV, biaya anestesi yang lebih murah, dan waktu pulih yang cepat. Berbagai teknik, alat dan obat-obatan diteliti untuk mengurangi dosis propofol yang diperlukan durasi operasi karena efek samping propofol yang berbahaya, yang dikenal PRIS (Propofol Related Infusion Syndrome), yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.   Tujuan : Untuk membandingkan dosis induksi dan pemeliharaan propofol yang diperlukan intraoperatif antara kelompok gabapentin dan kelompok kontrol. Selanjutnya hasil penelitian dapat digunakan secara umum dalam penggunaan gabapentin sebagai obat akut pada periode perioperatif.Metode : Penelitian ini adalah double blind clinical trial. Teknik penelitian ini dapat mengkontrol ekspektasi dan  manipulasi subjek penelitian terhadap prosedur penelitian sehingga dapat menghasilkan hasil yang valid dan terpercaya. Penelitian dibagi menjadi dua kelompok, kelompok gabapentin dan kelompok kontrol. 32 sampel tiap kelompok telah menjalani operasi onkologi mayor dengan teknik anestesi yang sama total intravena propofol dengan TCI. Hasil : Dosis induksi kelompok gabapentin memiliki 1,15 mg/kgbb dibandingkan dengan kelompok kontrol yang memiliki median 1,48 mg/kgbb (p < 0,001). Dosis pemeliharaan kelompok gabapentin memiliki median 93,27 mcg/kgbb/menit dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki median 123,80 mcg/kgbb/menit (p < 0,001).Simpulan : Premedikasi oral gabapentin 600 mg efektif menurunkan dosis induksi dan pemeliharaan propofol yang digunakan pada teknik TIVA untuk menjaga operasi mayor onkologi. Selanjutnya premedikasi gabapentin dapat digeneralisir penggunaannya pada operasi lain untuk menurunkan kebutuhan propofol intraoperatif. 
540 |a Copyright (c) 2017 (JAI) Jurnal Anestesiologi Indonesia 
546 |a eng 
690
690 |a gabapentin; propofol; total intravenous anesthesia 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |2 local 
655 7 |2 local 
786 0 |n JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); Vol 9, No 3 (2017): Jurnal Anestesiologi Indonesia; 136-145 
786 0 |n 2089-970X 
786 0 |n 2337-5124 
787 0 |n https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19837/13677 
856 4 1 |u https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19837/13677  |z Get Fulltext