Perbandingan Penggunaan Triamcinolone Acetonide Dan Gel Larut Air Pada Pipa Endotrakea Terhadap Angka Kejadian Nyeri Tenggorok

Latar Belakang : Salah satu komplikasi pemasangan pipa endotrakea adalah nyeri tenggorok paska operasi akibat kerusakan mukosa trakea. Pemberian lubrikasi pada pipa endotrakea diharapkan mampu mengurangi angka kejadian nyeri tenggorok. Triamcinolon acetonide gel mengandung kortikosteroid disamping d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wibowo, Adi (Author), Soenarjo, Soenarjo (Author), Satoto, Hari Hendriarto (Author)
Format: EJournal Article
Published: Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, 2014-11-01.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 03243 am a22003013u 4500
001 JAI_UNDIP_9122_7382
042 |a dc 
100 1 0 |a Wibowo, Adi  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Soenarjo, Soenarjo  |e author 
700 1 0 |a Satoto, Hari Hendriarto  |e author 
245 0 0 |a Perbandingan Penggunaan Triamcinolone Acetonide Dan Gel Larut Air Pada Pipa Endotrakea Terhadap Angka Kejadian Nyeri Tenggorok 
260 |b Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif,   |c 2014-11-01. 
500 |a https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9122 
520 |a Latar Belakang : Salah satu komplikasi pemasangan pipa endotrakea adalah nyeri tenggorok paska operasi akibat kerusakan mukosa trakea. Pemberian lubrikasi pada pipa endotrakea diharapkan mampu mengurangi angka kejadian nyeri tenggorok. Triamcinolon acetonide gel mengandung kortikosteroid disamping dapat sebagai agen lubrikasi juga mempunyai efek anti inflamasi.Tujuan : Membandingkan efek lubrikasi pipa endotrakea dengan triamcinolone acetonide gel dan gel larut air terhadap angka kejadian nyeri tenggorok paska intubasi.Metode : 50 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di RSUP Dr.Kariadi Semarang dan memenuhi kriteria inklusi dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Induksi menggunakan propofol 2 mg/kgBB iv, rokuronium 0,6 mg/kgBB iv dan fentanyl 1 mcg/kgBB iv kemudian dilakukan intubasi dilakukan intubasi dengan pipa endotrakea high volume low pressure non kinking dengan ukuran 7.0 untuk perempuan dan 7,5 untuk laki-laki. Kelompok 1 (K1) diberikan triamcinolone acetonide in orabase 0,1 % pada pipa endotrakea, kelompok 2 (K2) diberikan gel larut air pada pipa endotrakea (K-Y jelly) masing-masing diberikan 0,5 cc dilubrikasikan pada pipa endotrakea sepanjang 15 cm dari ujung distal. Selanjutnya cuff dikembangkan dengan udara dalam spuit 20 cc sampai tidak terdengar kebocoran udara napas. Rumatan anestesi dengan isofluran 1-1,5 % dalam O2 dan N2O 50% dan pelumpuh otot rokuronium intermiten. Analgetik diberikan ketorolak 30 mg dan tramadol 2 mg/kgBB iv. Selesai operasi, ekstubasi pipa endotrakea dilakukan saat pasien sudah sadar. Dilakukan observasi nyeri tenggorok 1 jam, 6 jam dan 24 jam setelah ekstubasi.Hasil : Angka kejadian nyeri tenggorok paska intubasi endotrakea pada kelompok 1 lebih kecil dibandingkan pada kelompok 2, tetapi tidak bermakna secara statistik (p>0,05).Kesimpulan : Pemberian lubrikasi pipa endotrakea dengan triamcinolone acetonide gel dapat mengurangi angka kejadian nyeri tenggorok 
540 |a Copyright (c) 2014 JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) 
546 |a eng 
690
690 |a triamcinolone acetonide; gel larut air; intubasi komplikasi endotrakeal; nyeri tenggorok 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |2 local 
655 7 |2 local 
786 0 |n JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); Vol 6, No 3 (2014): Jurnal Anestesiologi Indonesia; 170-181 
786 0 |n 2089-970X 
786 0 |n 2337-5124 
787 0 |n https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9122/7382 
856 4 1 |u https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9122/7382  |z Get Fulltext