PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT FOOTROT PADA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN

Kajian epidemiologis penyakit footrot telah dilaksanakan terhadap 769 ekor sapi perah dari 193 peternak di kabupaten Sleman Yogyakarta. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan kombinasi antara sampling tiga tahapan dan klaster, yaitu Kecamatan, Desa, dan peternak. Hewan dikatakan positif footro...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Budhi, Setyo (Author), Budiharta, Setyawan (Author), Sumiarto, Bambang (Author)
Format: EJournal Article
Published: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI, 2007-12-01.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02215 am a22002653u 4500
001 JSV_UGM_258_176
042 |a dc 
100 1 0 |a Budhi, Setyo  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Budiharta, Setyawan  |e author 
700 1 0 |a Sumiarto, Bambang  |e author 
245 0 0 |a PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT FOOTROT PADA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN 
260 |b Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI,   |c 2007-12-01. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/258 
520 |a Kajian epidemiologis penyakit footrot telah dilaksanakan terhadap 769 ekor sapi perah dari 193 peternak di kabupaten Sleman Yogyakarta. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan kombinasi antara sampling tiga tahapan dan klaster, yaitu Kecamatan, Desa, dan peternak. Hewan dikatakan positif footrot klinis, apabila menunjukkan adanya kerusakan jaringan antara belahan kuku, ada atau tidaknya bengkak dan pincang. Kajian ini bertujuan untuk mendeteksli 1) prevalensi penyakit footrot pada sapi perah di kabupaten Sleman, dan 2) mendeteksi faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi penyakit pada ternak sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi footrot klinis pada tingkat peternak adalah sebesar 12,9%(25/193). Pada tingkat petemak faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit adalah drainase(p<0,01), pengalaman beternak (p<0,01), umbaran(p <0,01), p otong kuku (p<0,05), kebersihan kandang (p<0,05), dan jumlah  kepemilikan(p<0,01). Faktor-faktor lain seperti pendidikan, pengetahuan footrot, permukaan kandang dan lantai kandang tidak berasosiasi terhadap terjadinya footrot klinis.Kata kunci: prevalensi, footrot, sapi perah, Sleman 
540 |a Copyright (c) 2007 Jurnal Sain Veteriner 
540 |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 
546 |a eng 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Jurnal Sain Veteriner; Vol 25, No 2 (2007): DESEMBER 
786 0 |n 2407-3733 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/258/176 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/258/176  |z Get Fulltext