USE OF A GnRH AGONIST TO DELAY THE OVULATION AND INJECTION OF hCG TO INDUCE OVULATION IN GOATS SUPERSTEMULATED WITH FSH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penundaan ovulasi pada kambing yang disuperstimulasi, dengan FSH pada respon ovarium. Sepuluh ekor lambing dewasa dari ras campuran digunakan dalam penelitian ini. Seluruh kambing betina diberi implan secara subcutan dengan agonis GnRH de...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Junaidi, Aris (Author), Thomas Norman, Scott (Author)
Format: EJournal Article
Published: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI, 2012-03-15.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02518 am a22002533u 4500
001 JSV_UGM_406_249
042 |a dc 
100 1 0 |a Junaidi, Aris  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Thomas Norman, Scott  |e author 
245 0 0 |a USE OF A GnRH AGONIST TO DELAY THE OVULATION AND INJECTION OF hCG TO INDUCE OVULATION IN GOATS SUPERSTEMULATED WITH FSH 
260 |b Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI,   |c 2012-03-15. 
500 |a https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/406 
520 |a Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penundaan ovulasi pada kambing yang disuperstimulasi, dengan FSH pada respon ovarium. Sepuluh ekor lambing dewasa dari ras campuran digunakan dalam penelitian ini. Seluruh kambing betina diberi implan secara subcutan dengan agonis GnRH deslorelin selama 19 hari. Setiap kambing disuperstimulasi dengan 18 mg FSH yang diberikan secara berseri selang 12 jam selama 4 hari, dimulai pada hari ke 7 setelah implantasi deslorelin. Pada hari ke 9 setiap kambing diberi 5 mg dinoprost trometamine ((PGF2a, Lutalyse®). Induksi ovulasi dengan injeksi 500 I.U. hCG ( Chorulon ®, Intervet Australia) pada har ke 11 dan kambing dilepas dengan pejantan untuk menilai dan memonitor tingkah laku estrus. Ovarium dari seluruh kambing diperiksa dengan laparoskopi 7 hari sesudah pemberian hCG. Pada setiap kasus korpus luteum (CL) dihitung dan di ldasiftkasikan sebagai normal atau regresi. Hasil dari pemeriksaan laparoskopi menunjulckan bahwa CL. folikel yang tidak ovulasi dan CL albikan secara berurutan adalah sebagai berikut 2.5 ± 1.62, 18 ± 1.29 and 0.8 ± 0.62. Permulaan estrus dan durasi estrus setelah pemberian prostaglandin adalah 37.6 ± 3.48 dan 35.8 ± 3.87. Disimpulkan bahwa penundaan ovulasi menggunakan agonis GnRH dan induksi ovulasi menggunakan hCG pada kambing yang disuperstimulasi tidak menambah jumlah ovulasi seperti ditunjukkan dari jumlah total CL. Kata kunci: GnRH agonis, superovulasi, FSH, hCG 
540 |a Copyright (c) 2012 Jurnal Sain Veteriner 
540 |a http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 
546 |a eng 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |a Peer-reviewed Article  |2 local 
786 0 |n Jurnal Sain Veteriner; Vol 21, No 1 (2003): JULI 
786 0 |n 2407-3733 
787 0 |n https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/406/249 
856 4 1 |u https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/406/249  |z Get Fulltext