Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) : Etiologi, Epidemiologi, Patogenesis, Gejala Klinis, Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan

Agen penyebab penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) berasal dari bakteri Mycoplasma gallisepticum yang menginfeksi saluran pernapasan pada ternak unggas seperti ayam, itik, angsa, entok, kalkun, burung dara, dan lain-lain. Faktor yang dapat memperburuk terjadinya infeksi penyakit ini yakni umur...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Widianingrum, Desy Cahya (Author), Prakoso, Satrio Adi (Author), Rohma, Mila Riskiatul (Author), Hunafah, Muhammad Faza (Author), Iqbal, Muhammad (Author), Yusantoro, Dhimas (Author)
Format: EJournal Article
Published: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI, 2022-08-31.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Agen penyebab penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) berasal dari bakteri Mycoplasma gallisepticum yang menginfeksi saluran pernapasan pada ternak unggas seperti ayam, itik, angsa, entok, kalkun, burung dara, dan lain-lain. Faktor yang dapat memperburuk terjadinya infeksi penyakit ini yakni umur ternak, jenis kelamin, stres, dan lingkungan. Infeksi bakteri ini lebih rentan pada ayam yang berumur muda dan ayam betina dibandingkan dengan ayam dewasa dan ayam jantan. Gejala klinis dari penyakit ini yaitu terdengarnya suara ngorok pada ayam di malam hari, keluarnya catarrhal dari rongga hidung, batuk, radang conjunctiva, dan bersin. Masa penyakit CRD berkisar antara 4 - 21 hari dan mudah menular. Metode uji laboratrium untuk mengidentifikasi pemeriksaan terhadap kontaminasi bakteri Mycoplasma gallispeticum di kandang diantarnya uji seroligi seperti HI (Hemaglutination Inhibition Test), RSA (Rapid Serum Aglutination Test), maupun ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Kejadian penyakit CRD hingga saat ini yang masih ditemukan di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan kerugian bagi peternak. Kerugian ekonomis akibat penyakit ini dapat diminimalisir dengan pengetahuan peternak akan pentingnya program biosekuriti yang harus diterapkan secara konsisten, serta peningkatan imunitas ternak seperti vaksinasi serta penggunaan antimikroba yang aman dan tidak menimbulkan residu. 
Item Description:https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/56683