Analisis Epidemiologi Kasus Hipofungsi Ovarium pada Sapi Potong di Kabupaten Jepara

Hipofungsi ovarium menjadi kasus gangguan reproduksi yang memiliki angka kejadian paling tinggi di Jawa Tengah, dengan kerugian peternak karena panjangnya Calving Interval dan biaya pengobatan yang tinggi. Kualitas pakan seringkali dianggap menjadi menjadi penyebab hipofungsi ovarium, tetapi juga te...

Полное описание

Сохранить в:
Библиографические подробности
Главные авторы: Salman, Aldi (Автор), Prihatno, Surya Agus (Автор), Sumiarto, Bambang (Автор)
Формат: EJournal Article
Опубликовано: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI, 2021-04-01.
Предметы:
Online-ссылка:Get Fulltext
Метки: Добавить метку
Нет меток, Требуется 1-ая метка записи!
Описание
Итог:Hipofungsi ovarium menjadi kasus gangguan reproduksi yang memiliki angka kejadian paling tinggi di Jawa Tengah, dengan kerugian peternak karena panjangnya Calving Interval dan biaya pengobatan yang tinggi. Kualitas pakan seringkali dianggap menjadi menjadi penyebab hipofungsi ovarium, tetapi juga terdapat faktor lain yang mengakibatkan munculnya penyakit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko hipofungsi ovarium pada sapi potong, serta model untuk memprediksi penyakit hipofungsi ovarium di Kabupaten Jepara.  Sapi betina produktif sebanyak 304 ekor sampel dari 176 peternak dipilih secara formal random sampling pada 14 desa di 7 kecamatan dengan tahapan ganda. Dilakukan anamnesis pada peternak dan pemeriksaan sapi  secara per rektal untuk mengetahui status reproduksi, serta kuesioner untuk tingkat peternakan dan individu ternak. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipofungsi ovarium 8,88% dan faktor risiko yang mempunyai hubungan adalah frekuensi pakan tambahan/PKTB (OR=12,77) dan pakan utama/PKUT (OR=9,59). Variabel yang menurunkan hipofungsi ovarium adalah jenis ternak/JNT (OR=0,37), kepemilikan ternak satu/PUNYA1 (OR=0,34), umur ternak/UMT (OR=0,32), status laktasi/STLAK (OR=0,07) dan umur sapih/SAPH (OR=0,027). Model persamaan pada tingkat ternak adalah Ln P/1-P = 5,709 - 3,198xSAPH - 1,825xSTLAK - 0,992xJNTR. Model persamaan pada tingkat peternakan adalah Ln P/1-P = 1,213 + 1,813xPKUT + 1,736xPKTB - 1,331xPUNYA1
Примечание:https://jurnal.ugm.ac.id/jsv/article/view/56788