HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, SENG, ZAT BESI, DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN Z-SCORE TB/U PADA BALITA

Latar Belakang : Masalah gizi yang paling banyak ditemukan pada anak di Indonesia adalah stunting, Indikator untuk menilai stunting berdasarkan pada Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dengan ambang batas (Z-score) <-2 Standart Deviasi (SD). Several micronutrients are required for adequate gr...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Sundari, Ermawati (Author), Nuryanto, Nuryanto (Author)
Format: EJournal Article
Published: Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, 2017-05-02.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 03224 am a22002533u 4500
001 NC_UNDIP_16468_15867
042 |a dc 
100 1 0 |a Sundari, Ermawati  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Nuryanto, Nuryanto  |e author 
245 0 0 |a HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, SENG, ZAT BESI, DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN Z-SCORE TB/U PADA BALITA 
260 |b Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro,   |c 2017-05-02. 
500 |a https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16468 
520 |a Latar Belakang : Masalah gizi yang paling banyak ditemukan pada anak di Indonesia adalah stunting, Indikator untuk menilai stunting berdasarkan pada Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dengan ambang batas (Z-score) <-2 Standart Deviasi (SD). Several micronutrients are required for adequate growth among children. However, it has been unclear as to which nutrient deficiencies contribute most often to growth faltering in populations at risk for poor nutrition and poor growth. Inadequate intakes of dietary energy and protein and frequent infections are well-known causes of growth retardation (3-5). However, the role of specific micronutrient deficiencies in the etiology of growth retardation has gained attention more recently (6-8). Tujuan : Mengetahui hubungan antara asupan protein, seng, zat besi, dan penyakit infeksi terhadap indeks z-score TB/U pada balita usia 24-59 bulan.Metode : Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional di Kelurahan Jangli Semarang, jumlah sampel 61 balita usia 24-59 bulan, dipilih dengan simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi: identitas sampel, berat badan, tinggi badan, riwayat asupan makan, dan riwayat penyakit infeksi. Berat badan diukur menggunakan timbangan digital dan tinggi badan diukur menggunakan microtoise. Asupan protein, seng, zat besi, dan riwayat penyakit infeksi diperoleh dari food frequency questionairre semi-kuantitatif. Data dianalisis dengan uji analisis depskripsi, analisis bivariate menggunakan uji Chi Square, Pearson, dan Spearman.Hasil : Sebanyak  36,1 subjek mengalami stunting. Rerata z-score TB/U -1,25 ± 1,2. Rerata asupan protein, seng, dan zat besi subjek berturut-turut 34.8 ± 13 g, 5.2 ± 2.5 mg, 8.2 ± 6.5 mg dengan sebagian besar tingkat kecukupan protein, seng, dan zat besi subjek adalah cukup. Sebanyak 29.1% subjek memiliki riwayat infeksi. Terdapat hubungan antara protein dan penyakit infeksi dengan z-score TB/U pada balita. Tidak terdapat hubungan antara asupan seng, dan zat besi dengan z-score TB/U pada balita.  Simpulan : Terdapat hubungan antara asupan protein dan riwayat penyakit infeksi terhadap indeks z-score TB/U pada balita. 
546 |a eng 
690 |a stunting, zat besi, seng, balita, penyakit infeksi 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |2 local 
786 0 |n Journal of Nutrition College; Vol 5, No 4 (2016): Oktober; 520-529 
786 0 |n 2622-884X 
786 0 |n 2337-6236 
787 0 |n https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16468/15867 
856 4 1 |u https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16468/15867  |z Get Fulltext