STUDI KUALITATIF PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR DI RUANG RAWAT INAP RS ST. ELISABETH SEMARANG

Latar Belakang: Banyaknya kejadian malnutrisi pada pasien di rumah sakit sering tidak teratasi dengan baik. Menurut penelitian tahun 2002, terjadi penurunan status gizi pada pasien sebesar 28,2% selama dirawat di rumah sakit. Proses Asuhan Gizi Terstandar sebagai bentuk pelayanan gizi merupakan hal...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wijayanti, Tania (Author), Puruhita, Niken (Author)
Format: EJournal Article
Published: Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, 2013-01-19.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02628 am a22002533u 4500
001 NC_UNDIP_2114_2134
042 |a dc 
100 1 0 |a Wijayanti, Tania  |e author 
100 1 0 |e contributor 
700 1 0 |a Puruhita, Niken  |e author 
245 0 0 |a STUDI KUALITATIF PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR DI RUANG RAWAT INAP RS ST. ELISABETH SEMARANG 
260 |b Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro,   |c 2013-01-19. 
500 |a https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/2114 
520 |a Latar Belakang: Banyaknya kejadian malnutrisi pada pasien di rumah sakit sering tidak teratasi dengan baik. Menurut penelitian tahun 2002, terjadi penurunan status gizi pada pasien sebesar 28,2% selama dirawat di rumah sakit. Proses Asuhan Gizi Terstandar sebagai bentuk pelayanan gizi merupakan hal yang berperan dalam penyembuhan pasien sehingga diperlukan penelitian terhadap subjek penelitian. Metode: Penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview, observasi partisipasi dan data sekunder. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data, penguraian detail hasil penelitian, auditing dengan pembimbing, dan konfirmasi hasil penelitian pada subjek penelitian. Hasil: Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) belum dilakukan secara optimal. Dietisien mengharapkan PAGT dapat disederhanakan. Saat assessmen gizi, dietisien belum secara detail mengumpulkan data fisik pasien, penentuan diagnosis gizi belum tepat, di beberapa ruangan diagnosis gizi tidak dilakukan oleh dietisien, intervensi gizi dan monitoring-evaluasi sudah dilakukan dengan baik. Faktor internal yaitu pengetahuan PAGT dietisien baik tapi motivasi yang mereka miliki belum cukup mampu untuk menjadikan dietisien menerapkan matriks pada diagnosis gizi. Faktor eksternal yaitu kebijakan rumah sakit tentang penegakkan diagnosis gizi belum dicantumkan dan kolaborasi antar tenaga kesehatan sudah berjalan. Kesimpulan: Pelaksanaan PAGT harus didukung dari kebijakan rumah sakit atau lembaga berwenang lainnya, profesi kesehatan lain dan pemahaman dietisien tentang metode PAGT. 
546 |a eng 
690 |a proses asuhan gizi terstandar; kualitatif 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/article  |2 local 
655 7 |a info:eu-repo/semantics/publishedVersion  |2 local 
655 7 |2 local 
786 0 |n Journal of Nutrition College; Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013; 170-183 
786 0 |n 2622-884X 
786 0 |n 2337-6236 
787 0 |n https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/2114/2134 
856 4 1 |u https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/2114/2134  |z Get Fulltext