Analisis Semiotika Cerpen Karangan Bunga dari Menteri Karya Seno Gumira Ajidarma

Penelitian ini berjudul "Analisis Semiotika Cerpen Karangan Bunga Dari Menteri Karya Seno Gumira Ajidarma". Cerpen ini terbit pada tanggal 3 September 2011 dalam kumpulan cerpen kompas. Latar belakang penelitian ini didasari dinamika sosial yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Cerp...

Disgrifiad llawn

Wedi'i Gadw mewn:
Manylion Llyfryddiaeth
Prif Awduron: Bayu, Agriza Nur (Awdur), Noor, Redyanto (Awdur), Suryadi, M. (Awdur)
Fformat: EJournal Article
Cyhoeddwyd: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, 2022-06-10.
Pynciau:
Mynediad Ar-lein:Get Fulltext
Tagiau: Ychwanegu Tag
Dim Tagiau, Byddwch y cyntaf i dagio'r cofnod hwn!
Disgrifiad
Crynodeb:Penelitian ini berjudul "Analisis Semiotika Cerpen Karangan Bunga Dari Menteri Karya Seno Gumira Ajidarma". Cerpen ini terbit pada tanggal 3 September 2011 dalam kumpulan cerpen kompas. Latar belakang penelitian ini didasari dinamika sosial yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Siti yang tiba-tiba merasa mual di hari pernikahan putrinya. Perilaku Siti ini sebetulnya merupakan gambaran dari puncak kekesalan terhadap orang-orang yang gemar mencari muka. Dalam cerpen ini banyak sekali ungkapan sindiran yang ditujukan kepada masyarakat kita yang biasa mencari muka kepada pejabat yang sebenarnya tidak kita kenal secara pribadi. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan makna-makna dibalik satir yang ditulis oleh pengarang. Pendekatan yang digunakan dalam analisis ini menggunakan teori semiotika perspektif Charles Sanders Peirce yang meliputi ikon, indeks dan simbol. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah studi Pustaka dan deskriptif analisis. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan cerpen ini merupakan bentuk satir untuk beberapa pihak. Pertama adalah para pemegang proyek yang telihat seperti meniilat pejabat demi mendapatkan jatah proyek. Kedua adalah terhadap masyarakat umum yang terkesan berbangga diri ketika berhasil mengundang seorang pejabat pada acara hajatan, meskipun baik orang yang mengundang maupun pejabat yang diundang sama sekali tidak mengenal satu sama lain.
Disgrifiad o'r Eitem:https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/13612