Profesi Penyalin Naskah di Perpustakaan pada Masa Keemasan Islam

Pada masa kejayaan Islam banyak sekali cendekiawan-cendekiawan muslim yang pemikirannya mampu mempngaruhi dunia bahkan hingga saat ini. Padahal pada saat itu belum ada mesin pengganda kertas seperti mesin foto copy, printer, maupun scanner. Sedangkan seorang cendekiawan tidak memiliki banyak waktu u...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ganggi, Roro Isyawati Permata (Author)
Format: EJournal Article
Published: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, 2019-06-21.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pada masa kejayaan Islam banyak sekali cendekiawan-cendekiawan muslim yang pemikirannya mampu mempngaruhi dunia bahkan hingga saat ini. Padahal pada saat itu belum ada mesin pengganda kertas seperti mesin foto copy, printer, maupun scanner. Sedangkan seorang cendekiawan tidak memiliki banyak waktu untuk menyalin naskah yang sudah ia tulis untuk kemudian disebarluaskan. Padahal pada saat itu perpustakaan merupakan lambang politik dan kejayaan seseorang, sehingga mendorong munculnya suatu profesi penyalin naskah, atau biasa disebut warraq. Profesi warraq muncul pada sekitar abad 3 - 4 Hijriah.  Seorang warraq harus memiliki karakteristik seperti: (1) baik tulisannya; (2)  jelas tulisannya; (3) kebenarannya; (4) amanah; (5) memahami apa yang ditulis. Warraq terdapat beberapa jenis: (1) warraq yang menyalin buku untuk mendapatkan bayaran sesuai dengan yang disalin; (2)warraq yang bekerja pada orang kaya; (3) warraq yang berasal dari budak kerajaan. Gerakan warraq ini pada akhirnya mengalami kepunahan sejak ditemukannya mesin cetak pada abad kelima belas oleh Gutternberg.
Item Description:https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/5209