Model pendidikan keaksaraan melalui pendekatan budaya sibaliparri

Model pendekataan budaya Sibaliparri pada program pendidikan keaksaraan dikembangkan untuk mendukung percepatan penuntasan tuna aksara di wilayah Sulawesi Barat dengan suku adatnya yaitu Suku Mandar. Pertimbangan pemilihan Sulawesi Barat sebagai wilayah sasaran pengembangan program pendidikan keaksa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Kemendikbud, BPPAUD dan Dikmas Sulawesi Selatan (Author)
Format: Academic Paper
Published: Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Selatan, 2014-12-17.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Model pendekataan budaya Sibaliparri pada program pendidikan keaksaraan dikembangkan untuk mendukung percepatan penuntasan tuna aksara di wilayah Sulawesi Barat dengan suku adatnya yaitu Suku Mandar. Pertimbangan pemilihan Sulawesi Barat sebagai wilayah sasaran pengembangan program pendidikan keaksaraan melalui pendekatan budaya sibaliparri yaitu Sulawesi Barat memiliki tingkat tuna aksara di atas rata-rata nasional. Istilah sibaliparri berasal dari budaya suku Mandar yang berarti saling membantu mengatasi kesulitan. Adapun sasaran program keaksaraan berfokus pada keaksaraan tingkat dasar yang memberikan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Diharapkan pendekatan sibaliparri dapat menumbuhkan semangat gotong royong dan kerja sama yang luas baik dalam penyelenggaraan maupun pembelajaran keaksaraan. Pola gotong royong tersebut tentunya harus tersusun dalam suatu sistem yang utuh sehingga penerapan pendekatan budaya sibaliparri dapat mewujudkan semangat sibaliparri itu sendiri dalam pendidikan keaksaraan. Budaya gotong royong atau sibaliparri dalam kehidupan masyarakat sudah sangat dikenal karena menjadi salah satu pola kehidupan sosial yang sudah berlaku secara turun temurun. Budaya gotong royong tersebut dapat ditemukan dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat seperti membangun sarana umum, menjaga kebersihan lingkungan, keamanan lingkungan dan lain sebagainya. Bagi masyarakat adanya budaya gotong royong sangat bermanfaat untuk meringankan beban karena pekerjaan ditanggung secara bersama. Oleh karena itu, dalam kehidupan masyarakat terdahulu menjadikan budaya gotong royong atau sibaliparri sebagai kekuatan yang sangat penting dalam menjalankan roda kehidupan sosial. Tujuan umum pengembangan program ini adalah sebagai acuan penyelenggaraan Program Pendidikan Keaksaraan Melalui Pendekatan Budaya Sibaliparri yang menerapkan pola kerja sama yang efektif dalam penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar guna mendukung upaya percepatan penuntasan buta aksara. Sedangkan tujuan khusus pengembangan program ini diantaranya menjadi pola sinergitas dalam penyelenggaraan pendidikan keaksaraan melalui pendekataan budaya serta menjadi pola pelaksanaan pembelajaran keaksaraan melalui pendekatan budaya.
Item Description:http://repositori.kemdikbud.go.id/18449/1/model-sibaliparri-2014%20%281%29.pdf