Gerabah berhias Situs Kamassi

Gerabah merupakan wadah pengolahan makanan setelah manusia menemukan api, sejak 800.000 tahun silam. Kisah tentang penggunaan gerabah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Dari variasi bentuk gerabah misalnya, kita bisa mengetahui cara mereka mengolah makanan, bagaimana menyajikan, dan eks...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Andika, Saputra (Author), Lenrawati, Lenrawati (Author), Purnamasari, Nurul Adliyah (Author)
Format: Academic Paper
Published: Badan Penelitian dan Pengembangan, 2020.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02429 am a22002293u 4500
001 repokemdikbud_19167_
042 |a dc 
100 1 0 |a Andika, Saputra  |e author 
700 1 0 |a Lenrawati, Lenrawati  |e author 
700 1 0 |a Purnamasari, Nurul Adliyah  |e author 
245 0 0 |a Gerabah berhias Situs Kamassi 
260 |b Badan Penelitian dan Pengembangan,   |c 2020. 
500 |a http://repositori.kemdikbud.go.id/19167/1/POSTER-20201112-1200x650.png 
520 |a Gerabah merupakan wadah pengolahan makanan setelah manusia menemukan api, sejak 800.000 tahun silam. Kisah tentang penggunaan gerabah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Dari variasi bentuk gerabah misalnya, kita bisa mengetahui cara mereka mengolah makanan, bagaimana menyajikan, dan ekspresi-ekspresi kebudayaan lainnya. Hiasan gerabah Kalumpang dapat dipandang dalam dua aspek yaitu cat (slip) dan gambar. Hiasan slip merah merupakan bagian paling awal yang digunakan oleh masyarakat Kalumpang sejak 3800 tahun silam (masa neolitik). Namun, penggunaan slip semakin berkurang seiring dengan berkembangnya teknik hias pada gerabah, terutama sejak masa Paleometalik. Motif-motif hias gerabah Kalumpang dengan garis-garis lurus menggunakan teknik gores yang memberi penekanan lebih berat, sehingga menghasilkan goresan cukup dalam, ini merupakan ciri khas dari budaya bercorak Paleometalik yang oleh banyak kalangan dihubungkan dengan kebudayaan Dongson. Motif gores cukup dalam juga ditemukan di lapisan atas situs Bukit Kamassi sebagai petunjuk adanya kesinambungan kebudayaan masa neolitik dan paleometalik di Kalumpang. Pada gerabah diidentifikasi delapan motif hiasan, yaitu: (a) titik sejajar; (b) segitiga titik; (c) lingkaran ganda sejajar; (d) garis diagonal sejajar, (e) titik tembus; (f) belah ketupat sejajar; (g) motif jala; dan (h) gelombang sejajar. Selain motif tunggal, pada gerabah masa paleometalik juga diperoleh motif kombinasi lingkaran dan garis sejajar. Slip kemudian tergantikan oleh hiasan yang lebih mengandalkan teknik dan ekspresi gambar dekoratif berciri lokal. Kecakapan teknologi pada awalnya tampak membina dan mendukung tumbuhnya variasi seni dekoratif pada gerabah. 
540 |a cc_by_nc_4 
546 |a id 
690 |a Kebudayaan 
690 |a Arkeologi 
655 7 |a Image  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repositori.kemdikbud.go.id/19167/ 
856 4 1 |u http://repositori.kemdikbud.go.id/19167/  |z Get Fulltext