Laporan penelitian revitalisasi Bahasa Sasak berbasis komunitas (suatu upaya untuk mencari aspek kebahasaan Bahasa Sasak yang perlu direvitalisasi)

Bahasa Sasak merupakan bahasa ibu etnis Sasak di Pulau Lombok. Bahasa Sasak adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia dengan penutur lebih dari 1 juta. Di Nusa Tenggara Barat, bahasa ini merupakan 1 di antara 3 bahasa daerah, dengan penutur paling banyak. Bahasa Sasak masuk dalam subkelompok baha...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Husnan, Lalu Erwan (Author), Cahyasabudhi, I Nyoman (Author), Wardhani, Aditya (Author), Djuwarijah, Siti (Author)
Format: Academic Paper
Published: Kantor Bahasa Provinsi NTB, 2017.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Bahasa Sasak merupakan bahasa ibu etnis Sasak di Pulau Lombok. Bahasa Sasak adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia dengan penutur lebih dari 1 juta. Di Nusa Tenggara Barat, bahasa ini merupakan 1 di antara 3 bahasa daerah, dengan penutur paling banyak. Bahasa Sasak masuk dalam subkelompok bahasa Bali-SasakSumbawa. Secara umum, penelitian ini mencoba mengidentifikasi permasalahan multilingualisme di masyarakat Sasak dan bagaimana implikasinya terhadap perencanaan bahasa, sehingga kehadiran bahasa daerah, Indonesia dan asing bisa berdampingan secara harmonis. Secara khusus, penelitian ini memberikan gambaran situasi kebahasaan dewasa ini akibat interaksi bahasa Indonesia, daerah, dan asing terutama Inggris, serta menyadarkan kita semua akan perlunya secara terus menerus mengkaji ulang perencanaan bahasa nasional dan daerah. Penilitian ini merupakan pennelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan dasar penghitungan untuk melakukan deskripsi terhadap objek yang dikaji untuk melihat status aspek kebahasaan dan mempertimbangkan metode revitalisasi pada aspek yang dimaksud. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa secara keseluruhan bahasa Sasak aman untuk tidak direvitalisasi. Keseluruhan aspek yang dikaji berada pada kelompok aman untuk tidak direvitalisasi dan tidak perlu direvitalisasi. Namun begitu, simpulan tetap harus mempertimbangkan verbal repertoar yang menunjukkan kurangnya pengetahuan penutur bahasa Sasak terhadap variasi dialektal yang ada dan hubungan antargenerasi yang dijadikan ssaaran penelitian.
Item Description:http://repositori.kemdikbud.go.id/20401/1/2.Revitalisasi%20Bahasa%20Sasak%20Berbasis%20Komunitas%20Tahun%202017%20Kemendikbud%20KBHS%20NTB%20Tahun%202017.pdf