Ogoh-ogoh Komang

Buku ini saya tulis setelah melewatkan Nyepi di rumah (Bali). Sehari sebelum Nyepi, masyarakat Bali akan merayakan tahun baru dengan pawai ogoh-ogoh. Dengan serentaknya perayaan menjelang tahun baru Syaka, pawai ogoh-ogoh dianggap sebagai salah satu festival terbesar di Bali. Di era modernisasi ini,...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sayukti, Ni Kadek Heni (Author)
Other Authors: Silvia, Novy (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02076 am a22002293u 4500
001 repokemdikbud_23127_
042 |a dc 
100 1 0 |a Sayukti, Ni Kadek Heni  |e author 
100 1 0 |a Silvia, Novy  |e contributor 
245 0 0 |a Ogoh-ogoh Komang 
260 |b Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan,   |c 2019. 
500 |a http://repositori.kemdikbud.go.id/23127/1/Ogoh-ogoh%20Komang%20%28Ni%20Kadek%20Heny%29_BLM.pdf 
520 |a Buku ini saya tulis setelah melewatkan Nyepi di rumah (Bali). Sehari sebelum Nyepi, masyarakat Bali akan merayakan tahun baru dengan pawai ogoh-ogoh. Dengan serentaknya perayaan menjelang tahun baru Syaka, pawai ogoh-ogoh dianggap sebagai salah satu festival terbesar di Bali. Di era modernisasi ini, beberapa PAUD dan SD di Bali pun mulai menanamkan pengenalan dini tentang kesenian dan budaya Bali dengan mengadakan pawai ogoh-ogoh di sekolahnya masing-masing. Hal ini juga marak dilakukan baik di sekolah-sekolah swasta maupun internasional yang notabene murid-muridnya tidak hanya berasal dari Bali. Oleh karena itu, pemberian kesempatan bagi anak-anak yang tinggal di Bali untuk merasakan kesenian dan budaya Bali adalah salah satu bentuk penanaman karakter toleransi, cinta tanah air, dan penghargaan terhadap kreativitas. Pergelaran pawai ogoh-ogoh memiliki filosofi tersendiri. Menurut tradisi Bali, ogoh-ogoh adalah sebuah simbol dari sifat buruk. Ia digiring dan diarak keliling kampung agar semua sifat buruk di lingkungan itu terserap dan ikut terbawa olehnya. Ogoh-ogoh biasanya dimusnahkan setelah kegiatan pawai. Sifat-sifat buruk dalam diri pun harus dimusnahkan untuk menyambut tahun baru yang lebih positif. Oleh karena itu, karakter Komang dalam buku ini mencerminkan perjuangan seorang anak melawan sifat buruknya dalam berkesenian. 
540 |a cc_by_nc_4 
546 |a id 
690 |a Cerita anak 
690 |a Bacaan siswa SD 
690 |a Sastra Indonesia 
655 7 |a Book  |2 local 
655 7 |a PeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repositori.kemdikbud.go.id/23127/ 
856 4 1 |u http://repositori.kemdikbud.go.id/23127/  |z Get Fulltext