Warisan Bahari Indonesia

Kebudayaan sekelompok masyarakat merupakan satu kesatuan yang integral dengan kawasan di mana kelompok masyarakat itu berdiam, sehingga kita dapat berbicara tentang kebudayaan suku bangsa Aceh, Kubu, Lampung, Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Banjar, Dayak, Banjar, Toraja, Makasar, Maluku, Flores, dan tent...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Utomo, Bambang Budi (Author)
Format: Academic Paper
Published: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 2016.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02007 am a22001813u 4500
001 repokemdikbud_4743_
042 |a dc 
100 1 0 |a Utomo, Bambang Budi  |e author 
245 0 0 |a Warisan Bahari Indonesia 
260 |b Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,   |c 2016. 
500 |a http://repositori.kemdikbud.go.id/4743/1/WARISAN%20BAHARI%20INDONESIA.pdf 
520 |a Kebudayaan sekelompok masyarakat merupakan satu kesatuan yang integral dengan kawasan di mana kelompok masyarakat itu berdiam, sehingga kita dapat berbicara tentang kebudayaan suku bangsa Aceh, Kubu, Lampung, Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Banjar, Dayak, Banjar, Toraja, Makasar, Maluku, Flores, dan tentu saja Papua yang keturunan ras Melanosoid (proto Melayu dan Papua adalah keturunan dari ras Melanosoid) tetapi masih Bangsa Indonesia, saudara setanah air. Kebudayaan Bahari itulah yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia yang harus kita bangkitkan kembali, yang pernah berjaya sejak sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Di Nusantara ini pernah hadir kerajaan-kerajaan bahari seperti Sriwijaya, Singhasari, Majapahit, Demak, Gowa-Tallo, Kerajaan Ternate dan Tidore, serta kesultanan Bacan yang menyebarkan agama Islam melalui perdagangan ke wilayah Raja Ampat. Kelompok orang Bugis yang menetap di daerah sekitar Manokwari dan orang setempat menyebutnya sebagai orang Mandacan (mungkin berdasarkan silsilah bahwa mereka keturunan Sultan Bacan) Kerajaan/kesultanan tersebut hidup dengan perangkat aturan- aturan kebahariannya, misalnya Sriwijaya mengharuskan kapal niaga asing yang akan berdagang di wilayahnya memakai kapal Sriwijaya, Kerajaan (Kesultanan) Makasar punya Amctnna Gappa sebagai pedoman etika pelayaran dan perdagangan, dan orang Bali punya hak Tawan Karang yang menyita kapal-kapal yang kandas di perairan Bali. vii 
546 |a id 
690 |a Arkeologi 
655 7 |a Book Section  |2 local 
655 7 |a PeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repositori.kemdikbud.go.id/4743/ 
856 4 1 |u http://repositori.kemdikbud.go.id/4743/  |z Get Fulltext