Kilasan setahun kinerja Kemendikbud November 2014 - November 2015 : Membentuk Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter

Sejak dilantik secara formal pada 27 Oktober 2014, Kemendikbud periode 2014-2019 segera berpacu. Tak tunggu tempo. Pada minggu-minggu pertama, Kemendikbud periode ini belanja masalah-masalah di dunia pendidikan dan kebudayaan, sekaligus menyusun jalan keluarnya. Lalu, perlahan tapi pasti, kami mulai...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Husnil, Muhammad (Author), Yudi, Anugrah (Author)
Format: Academic Paper
Published: Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) Kemendikbud, 2015.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sejak dilantik secara formal pada 27 Oktober 2014, Kemendikbud periode 2014-2019 segera berpacu. Tak tunggu tempo. Pada minggu-minggu pertama, Kemendikbud periode ini belanja masalah-masalah di dunia pendidikan dan kebudayaan, sekaligus menyusun jalan keluarnya. Lalu, perlahan tapi pasti, kami mulai melangkah setapak demi setapak pada November 2014. Kami sadar, masalah di dunia pendidikan dan kebudayaan ini bejibun. Seakan tiada habisnya. Namun, potensi anak bangsa Indonesia dan kesadaran masyarakat untuk senantiasa membantu kamilah yang membuat kami ringan melangkah. Memang, sudah menjadi akar bangsa kita bahwa pendidikan dan kebudayaan adalah urusan kita bersama. Salah satu contoh konkretnya adalah Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa-nya yang membuka kesempatan kepada semua anak bangsa untuk bersekolah tanpa memandang dari suku dan kelas ekonomi mana mereka berasal. Karena itu, Kemendikbud memastikan bahwa anak-anak Indonesia harus mendapatkan pelayanan pendidikan dan kebudayaan. Demi memenuhi semangat tersebut kami mencetuskan visi "terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong." Visi itu, kemudian, kami terjemahkan ke dalam tiga strategi; ketiganya kami jadikan asas untuk membagi buku ini. Pertama, penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan. Bagian ini berisi sejumlah program/gerakan yang sedang kami lakukan untuk lebih memperkuat peran para pelaku pendidikan dan kebudayaan. Kami memasukkan faktor orang tua di sini sebagai ikhtiar awal untuk mengajak orang tua bermitra lebih erat dalam pendidikan anak-anak. Pendidikan dan kebudayaan senantiasa berkembang setiap saat. Kami menangkap ruh perkembangan itu dan menuturkannya dalam bagian kedua: percepatan dan peningkatan mutu dan akses. Dalam bidang kebudayaan, misalnya, Kemendikbud menerbitkan Sejarah dan Kebudayaan Islam Indonesia (SKII). Penerbitan SKII ini sangat penting karena selama ini pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam Indonesia masih berupa mozaik, belum ada buku yang merangkum kesemuanya. Adanya satu buku yang menyatukan semua itu sangat bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan sejarah dan kebudayaan Islam Indonesia. Bagian ketiga adalah peningkatan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik. Sebagai tonggak penting kualitas manusia Indonesia, Kemendikbud bertekad menjadikan lembaga ini berintegritas. Caranya dengan terus melakukan perbaikan internal. Kemendikbud juga mengambil terobosan penting, di antaranya, dengan membentuk struktur baru, mengadakan seleksi terbuka bagi pejabat di lingkungan Kemendikbud, serta mengajak publik untuk lebih berperan aktif dalam isu-isu pendidikan dan kebudayaan. Tentu saja, setiap program/gerakan yang ada di setiap bagian tak hanya memenuhi satu strategi. Bisa jadi satu program/gerakan itu saling beririsan antara strategi satu dan strategi dua, atau malah tiga strategi sekaligus.
Item Description:http://repositori.kemdikbud.go.id/4/1/295076401-Kilasan-Setahun-Kinerja-Kemdikbud.pdf