Pendidikan agama Katolik dan budi pekerti SMA/MA dan SMK/MK Kelas XI : buku guru

Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak ada gunanya mengetahui, tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan oleh Santo Yakobus; "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (Yakobus 2:26). D...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Kotan, Daniel Boli (Author), Sugiyono, P. Leo (Author)
Format: Academic Paper
Published: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 03024 am a22002173u 4500
001 repokemdikbud_5241_
042 |a dc 
100 1 0 |a Kotan, Daniel Boli  |e author 
700 1 0 |a Sugiyono, P. Leo  |e author 
245 0 0 |a Pendidikan agama Katolik dan budi pekerti SMA/MA dan SMK/MK Kelas XI : buku guru 
260 |b Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,   |c 2017. 
500 |a http://repositori.kemdikbud.go.id/5241/1/b_ab686560-e03a-4944-8a76-92a3c76b6263.pdf 
520 |a Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak ada gunanya mengetahui, tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan oleh Santo Yakobus; "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (Yakobus 2:26). Demikianlah, belajar bukan sekadar untuk tahu, melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh dan berubah. Tidak sekadar belajar lalu berubah, tetapi juga mengubah keadaan. Begitulah Kurikulum 2013 dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan siswa berkembang dari proses menyerap pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur kemanusiaan. Pembelajaran agama diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan, mengasah keterampilan beragama serta mewujudkan sikap beragama peserta didik yang utuh dan berimbang yang mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya. Oleh karena itu pendidikan agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan penanaman karakter dalam pembentukan budi pekerti yang luhur. Karakter yang ingin kita tanamkan antara lain: kejujuran, kedisiplinan, cinta kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, intelektual, dan kreativitas. Nilai-nilai karakter itu digali dan diserap dari pengetahuan agama yang dipelajari para siswa itu dan menjadi penggerak dalam pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan perilaku anak didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidup mereka secara selaras, serasi, seimbang antara lahirbatin, jasmani-rohani, material-spiritual, dan individu-sosial. Selaras dengan itu, pendidikan agama Katolik secara khusus bertujuan membangun dan membimbing peserta didik agar tumbuh dan berkembang mencapai kepribadian utuh yang semakin mencerminkan diri mereka sebagai gambar Allah, sebab demikianlah, "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia" (Kejadian 1:27). Sebagai makhluk yang diciptakan seturut gambar Allah, manusia perlu mengembangkan sifat cinta kasih dan takut akan Allah, memiliki kecerdasan, keterampilan, pekerti luhur, memelihara lingkungan, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. 
546 |a id 
690 |a Pembelajaran 
690 |a Sekolah Menengah Atas 
690 |a Kepercayaan 
655 7 |a Book  |2 local 
655 7 |a PeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repositori.kemdikbud.go.id/5241/ 
856 4 1 |u http://repositori.kemdikbud.go.id/5241/  |z Get Fulltext