WASTE TO ENERGY PLANT DI SEMARANG

Meningkatnya pertumbuhan penduduk di kota-kota besar menimbulkan permasalahan sampah. Masalah ini merupakan masalah sehari-hari masyarakat kota, yang dapat ditimbulkan karena gaya hidup masyarakat yang masih kurang terbina dengan baik. Kondisi ini diperparah oleh adanya paradigma bahwa sampah merupa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: KALMIRA, HIKMAH (Author), Nugroho, Satrio (Author), Hartuti Wahyuningrum, Sri (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2015.
Subjects:
Online Access:http://eprints.undip.ac.id/46661/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Meningkatnya pertumbuhan penduduk di kota-kota besar menimbulkan permasalahan sampah. Masalah ini merupakan masalah sehari-hari masyarakat kota, yang dapat ditimbulkan karena gaya hidup masyarakat yang masih kurang terbina dengan baik. Kondisi ini diperparah oleh adanya paradigma bahwa sampah merupakan sesuatu yang harus segera dibuang atau disingkirkan. Ini menyebabkan kegiatan pengelolaan sampah hanya dilakukan sebagai rutinitas melalui pemindahan, pembuangan dan pemusnahan sampah. Beberapa negara-negara lain, seperti di China, Singapura, Jepang, Amerika, Australia, dsb, mengolah sampah di Negara mereka menjadi energy dengan bantuan incinerator. Pembakaran sampah dengan incinerator diolah menjadi energy, dan abu pembakaran dapat digunakan sebagai bahan material bangunan atau jalan. Sehingga permasalahan sampah di negara-negara tersebut berkurang dan lebih tertib. Dan juga memanfaatkan kemampuan arsitektur untuk memperbaiki citra sekaligus mengubah persepsi masyarakat terhadap tempat pengolahan limbah tersebut. Di Semarang saat ini menghasilkan sampah +1000 ton/day. Sampah terdiri dari 60% sampah organic dan 40% sampah anorganik. Pengolahan sampah berada di TPA Jatibarang, dengan kurang lebih 350 ton diolah oleh perusahaan pengomposan di dalam area TPA. Sisa sampah lainnya belum diolah, masih ditimbun dan diratakan dengan tanah di TPA tersebut. Dan baru 85% sampah terangkut ke TPA. Keadaan TPA juga sudah tidak memenuhi sebagai landfill untuk sampah, sehingga direncanakan adanya penambahan lahan baru untuk TPA kota Semarang. Dalam hal ini, penyelesaian masalah sampah membutuhkan adanya kerja sama yang baik antara semua pihak yang terkait. Paradigma pengelolaan sampah juga harus didasarkan pada konsep pengelolaan sampah yang mendukung prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sehingga dengan adanya paparan diatas, dapat diadakan pengelolaan sampah menjadi energy listrik (waste to energy plant) di Semarang, yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dengan adanya masalah sampah tersebut. Dapat disebut sebagai PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Pengolahan sampah dapat digunakan sebagai salah satu sumber listrik di Semarang dengan memanfaatkan sampah dari masyarakat setiap harinya dan dapat memberikan kontribusi 'membersihkan' Semarang dari sampah yang menimbun. Kata Kunci: Sampah, Incineration, Energy, Pengolahan
Item Description:http://eprints.undip.ac.id/46661/1/Hikmah_Kalmira_21020111130129_Waste_to_Energy_Plant.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/2/Hikmah_Kalmira_21020111130129_BAB_I.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/3/Hikmah_Kalmira_21020111130129_BAB_II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/4/Hikmah_Kalmira_21020111130129_BAB_III.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/5/Hikmah_Kalmira_21020111130129_BAB_IV.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/6/Hikmah_Kalmira_21020111130129_BAB_V.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/7/Hikmah_Kalmira_21020111130129_BAB_VI.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/8/Hikmah_Kalmira_21020111130129_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46661/9/Hikmah_Kalmira_21020111130129_LAMPIRAN.pdf