PERBEDAAN DAYA HIDUP NYAMUK Aedes aegypti SETELAH PEMAPARAN LC50 EKSTRAK DAUN KELUWIH (Artocarpus camansi L.) DAN ANTI NYAMUK CAIR D-ALLETHRIN DAN TRANSFLUTHRIN

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin untuk pengobatan dan pencegahan penyakit DBD, sehingga upaya yang diandalkan adalah pengendalian ve...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PURWANTI, EKY (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2015.
Subjects:
Online Access:http://eprints.undip.ac.id/46787/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin untuk pengobatan dan pencegahan penyakit DBD, sehingga upaya yang diandalkan adalah pengendalian vektor. Tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan untuk insektisida nabati diantaranya adalah tanaman keluwih. Daun keluwih mengandung tannin, alkaloid, flavonoid yang bermanfaat sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan daya hidup nyamuk Aedes aegypti setelah pemaparanLC50 ekstrak daun keluwih, d-allethrin dan transfluthrin. Penelitian ini menggunakan true experiment dengan rancangan post test only control group design. Metode pembuatan ekstrak daun keluwih dengan maserasi. Bentuk pengujian ekstrak terhadap nyamuk adalah cairan. Jumlah sampel adalah 880 ekor nyamuk Aedes aegypti umur 3-4 hari yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Metode pengujian menggunakan metode glass chamber. Penelitian dilakukan dengan 10 replikasi untuk setiap perlakuan menggunakan patokan LC50 ekstrak daun keluwih, d-allethrin dan transfluthrin. Berdasarkan analisis probit, didapatkan LC50 ekstrak daun keluwih, d-allethrin dan transfluthrin berturut-turut sebesar 260.000 ppm, 30 ppm dan 35 ppm. Hasil analisis One Way Anova menunjukkan nilai p = 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan lama hidup nyamuk Aedes aegypti pada ekstrak daun keluwih, d-allethrin dan transfluthrin dan kontrol. Rata-rata lama hidup nyamuk pada kelompok ekstrak daun keluwih adalah 11,20 hari, d-allethrin 20,80 hari, transfluthrin 20,90 hari dan pada kontrol 16,30 hari. Penggunaan ekstrak daun keluwih dapat digunakan sebagai alternatif insektisida nabati dalam pengendalian vektor DBD karena tidak menyebabkan waktu hidup nyamuk lebih lama. Kata Kunci: Daya hidup nyamuk Aedes aegypti, Ekstrak daun keluwih, d-allethrin dan transfluthrin, Lethal Concentration, Insektisida nabati
Item Description:http://eprints.undip.ac.id/46787/1/5368.pdf