GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA FILARASIS LIMFATIK KRONIS DI KABUPATEN PEKALONGAN

Filariasis limfatik dapat menimbukan kecacatan berupa pembesaran kaki, tangan, glandula mammae, dan alat kelamin baik laki-laki maupun perempuan sehingga dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas diri penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kualitas hidup penderita filari...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: QONITA, LUTHFIANA (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2015.
Subjects:
Online Access:http://eprints.undip.ac.id/47508/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 02441 am a22001693u 4500
001 repository_undip_47508_
042 |a dc 
100 1 0 |a QONITA, LUTHFIANA  |e author 
245 0 0 |a GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA FILARASIS LIMFATIK KRONIS DI KABUPATEN PEKALONGAN  
260 |c 2015. 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/47508/1/5362.pdf 
520 |a Filariasis limfatik dapat menimbukan kecacatan berupa pembesaran kaki, tangan, glandula mammae, dan alat kelamin baik laki-laki maupun perempuan sehingga dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas diri penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kualitas hidup penderita filariasis limfatik kronis di Kabupaten Pekalongan dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan Lymphatic Filariasis Specific Quality of Life Questionnaire (LFSQQ). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain studi cross sectional. Data penderita diperoleh dari Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Tahun 2002-2014. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 penderita. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa proporsi penderita filariasis limfatik kronis lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan (66,7%), lansia (umur > 45 tahun) (83,3%), tidak sekolah atau tidak tamat SD (55,6%), tidak bekerja (38,9%), pembengkakan pada kaki kanan (27,8%), tinggal di Kecamatan Tirto (19,4%). Menurut WHOQOL-BREF, proporsi responden yang memiliki kualitas hidup kurang lebih besar pada responden yang berjenis kelamin perempuan (70,8%) dan kelompok lansia (73,3%). Sedangkan proporsi responden yang memiliki kualitas hidup buruk lebih besar pada responden yang tamat SD (27,3%), tidak bekerja (42,9%), mengalami pembengkakan pada kaki kanan (30,0%) dan bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Siwalan (50,0%). Kesimpulan proporsi penderita yang memiliki kualitas hidup kurang lebih besar daripada proporsi penderita yang memiliki kualitas hidup baik dan buruk. Saran bagikeluarga agar meningkatkan peran dalam manajemen lymphoedema penderita, tenaga kesehatan untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ke rumah penderita, dan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan desain studi dan alat ukur lain. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Filariasis Limfatik, WHOQOL-BREF, LFSQQ 
690 |a RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://eprints.undip.ac.id/47508/ 
856 4 1 |u http://eprints.undip.ac.id/47508/