KADAR SERAT KASAR DAN KECERNAAN SECARA In Vitro JERAMI KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PERLAKUAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN INOKULASI BAKTERI Rhizobium

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan serat kasar, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik secara in vitro jerami kedelai yang ditanam dengan perlakuan penyiraman air laut dan inokulasi bakteri Rhizobium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2015 di Rumah Kac...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: INAMI, Fatchan (Author), SURAHMANTO, Surahmanto (Author), DARMAWATI, Adriani (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2016.
Subjects:
Online Access:http://eprints.undip.ac.id/50183/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan serat kasar, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik secara in vitro jerami kedelai yang ditanam dengan perlakuan penyiraman air laut dan inokulasi bakteri Rhizobium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2015 di Rumah Kaca dan penelitian secara Laboratoris di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan, Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah 32 polybag ukuran 40x20 cm, EC (Electrical Conductivity) meter, tanah 12 kg per polybag, air laut yag diambil dari Pantai Marina Semarang untuk penyiraman, air tawar (air kran), bakteri Rhizobium sebagai inokulan, mulsa eceng gondok, pupuk (N, P dan K), 7 ember. Jerami kedelai yang telah dipanen sebagai bahan analisis untuk uji serat kasar dan in vitro, larutan McDougall, cairan rumen dari rumah potong hewan (RPH) Penggaron sebagai bahan analisis kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro. Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 4x2 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah level penyiraman air laut yang terdiri dari L0 (tanpa air laut/air tawar), L1 (air laut EC 1 mmhos/cm), L2 (air laut EC 2 mmhos/cm), dan L3 (air laut EC 3 mmhos/cm). Faktor kedua adalah pemberian inokulasi bakteri Rhizobium yang terdiri dari R1 (tanpa inokulasi) dan R2 (dengan inokulasi). Parameter yang diamati adalah kadar serat kasar, kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO). Data dianalisis berdasarkan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara level penyiraman air laut dan inokulasi bakteri rhizobium terhadap kadar serat kasar (P<0,05), namun tidak berpengaruh nyata terhadap KcBK dan KcBO jerami kedelai (P>0,05). Rataan secara berurutan dari L0, L1, L2 dan L3 untuk kadar serat kasar sebesr 22,38%, 26,04%, 37,01% dan 33,34%. Kecernaan bahan kering (KcBK) 46,58%, 46,69%, 46,37% dan 46,37%. Kecernaan bahan organik (KcBO) 44,55%, 44,87%, 44,95% dan 44,58%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan penyiraman dengan air laut dan inokulasi bakteri Rhizobium belum mampu menurunkan kadar serat kasar jerami kedelai, sedangkan untuk kualitas kecernaan jerami kedelai masih rendah ditinjau dari kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik.
Item Description:http://eprints.undip.ac.id/50183/1/Cover.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50183/2/Bab_I.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50183/3/Bab_II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50183/4/Bab_III.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50183/5/Bab_IV.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50183/6/Bab_V.pdf