Arsitektural Elemen, Karakteristik, Dan Model Pengendapan Endapan Sub-Marine Lobe, Lapangan "X", Area Kepala Burung, Provinsi Papua Barat

Potensi hidrokarbon yang dimiliki di Cekungan Bintuni cukup besar sehingga penelitian mengenai kondisi geologi di daerah ini terus menerus dilakukan. Sistem pengendapan lautdalam, khususnya kipas bawah laut, sebagai salah satu sistem sedimentasi yang menyusun daerah ini dianggap memiliki potensi aka...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wijitianti, Diah (Author), Nugroho, Hadi (Author), Setyawan, Reddy (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2016-12-29.
Subjects:
Online Access:http://eprints.undip.ac.id/51537/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04137 am a22002773u 4500
001 repository_undip_51537_
042 |a dc 
100 1 0 |a Wijitianti, Diah  |e author 
700 1 0 |a Nugroho, Hadi  |e author 
700 1 0 |a Setyawan, Reddy  |e author 
245 0 0 |a Arsitektural Elemen, Karakteristik, Dan Model Pengendapan Endapan Sub-Marine Lobe, Lapangan "X", Area Kepala Burung, Provinsi Papua Barat 
260 |c 2016-12-29. 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/1/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_Arsitektural_Elemen%2C_Karakteristik%2C_dan_Model_Pengendapan_Endapan_Sub-marine_lobe_Lapangan_X%2C_Area_Kepala_Burung%2C_Prov_Papua_Barat.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/2/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_BAB_I.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/3/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_BAB_II.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/4/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_BAB_III.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/5/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_BAB_IV.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/6/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_BAB_V.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/7/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_Daftar_Pustaka.pdf 
500 |a http://eprints.undip.ac.id/51537/8/Diah_Wijitianti_(21100112130039)_Lampiran.pdf 
520 |a Potensi hidrokarbon yang dimiliki di Cekungan Bintuni cukup besar sehingga penelitian mengenai kondisi geologi di daerah ini terus menerus dilakukan. Sistem pengendapan lautdalam, khususnya kipas bawah laut, sebagai salah satu sistem sedimentasi yang menyusun daerah ini dianggap memiliki potensi akan keberadaan batuan wadah yang baik. Penelitian dilakukan di Lapangan "X", Area Kepala Burung, Provinsi Papua Barat, pada interval umur Paleosen. Penelitian ini dikhususkan pada lingkungan pengendapan sub-marine lobe¬ yang menjadi objek utama dalam penelitian tugas akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik endapan sub-marine lobe dengan melakukan analisis fasies dan arsitektural elemen. Selain itu tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui persebaran endapan sub-marine lobe dengan membuat suatu model pengendapan dengan melakukan pembuatan korelasi dan diagram pagar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif dan analisis, yakni data utama berupa data deskripsi batuan inti pada sumur Di-2, Di-3, dan Di-5. Selanjutnya dilakukan integrasi data wireline log pada seluruh sumur yang ada di Lapangan "X" untuk mengetahui persebaran endapan sub-marine lobe pada daerah penelitian. Korelasi dilakukan dengan arah Baratlaut - Tenggara dan Barat - Timur untuk mengetahui model pengendapan. Berdasarkan hasil analisis batuan inti, didapatkan lima (5) fasies utama yang menyusun daerah penelitian, yakni fasies 1 berupa batupasir sedang hingga kasar dengan klastika di bagian bawah lapisan, fasies2 berupa batupasir halus hingga sedang dengan strukutur laminasi dan gelembur, fasies 3 berupa paket heterolitik batupasir dan batulanau yang dibagi menjadi dua sub-fasies, yaitu fasies 3a dengan pasir mendominasi dan 3b dengan lanau mendominasi. Fasies 4 berupa batulanau dengan sedikit bioturbasi, dan fasies 5 berupa batulempung dengan banyak bioturbasi. Pembagian arsitektural elemen sub-marine lobe pada daerah penelitian dibagi menjadi on-axis, off-axis, dan distal. Setelah dilakukan korelasi, pada daerah penelitian terdapat sepuluh (10) sub-marine lobe yang dikelompokkan menjadi lima (5) sub-marine lobe complex dan dua (2) sub-marine lobe complex sets. Masing-masing hierarki dibatasi oleh lapisan pembatas yakni interlobe complex berupa fasies 5 batulempung. Pengendapan sub-marine lobe berarah Baratlaut - Tenggara dengan pola pengendapan secara compensational dan backstepping. Sementara pada skala sub-marine lobe complex sets pola pengendapan terjadi secara progradasional. Kata kunci: Area Kepala Burung, fasies, sub-marine lobe, batuan inti, arsitektural elemen, pola pengendapan. 
690 |a QE Geology 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://eprints.undip.ac.id/51537/ 
856 4 1 |u http://eprints.undip.ac.id/51537/