Analisis Penentuan Lokasi ATM Menggunakan Metode Diagram Voronoi dengan Jarak Euclid

Finalisasi unggah file repositori tanggal 27 April 2022_Kurnadi

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PRAMESTI, Fitria Iga (Author)
Format: Academic Paper
Published: Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, 2022-04-27T07:16:48Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Finalisasi unggah file repositori tanggal 27 April 2022_Kurnadi
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan salah satu fasilitas layanan transaksi mandiri yang dimiliki oleh Bank Syariah Indonesia (BSI). Jumlah ATM BSI yang terbatas dan tidak merata di wilayah Kabupaten Jember dianggap belum sepenuhnya mendukung peningkatan minat masyarakat untuk menggunakan perbankan syariah dan mencakup seluruh nasabah BSI yang tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten Jember. Oleh karena itu akan dilakukan pemerataan pembangunan ATM BSI di wilayah Kabupaten Jember dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya jumlah penduduk, akses lokasi, dan fasilitas publik. Permasalahan dalam penentuan lokasi disebut dengan Facility Location Problem (FLP). Salah satu cara penyelesaian permasalahan dalam penentuan lokasi yaitu dengan menggunakan metode diagram Voronoi. Diagram Voronoi menyelesaikan permasalahan penentuan lokasi dengan memetakan wilayah yang diinginkan menjadi beberapa bagian dan memberikan penilaian pada setiap bagian berdasarkan kriteria. Diagram Voronoi membagi wilayah menjadi beberapa bagian yang setiap bagian diwakili oleh satu titik lokasi yang akan dipasangkan dengan setiap titik lokasi terdekat. Perhitungan untuk penentuan lokasi terdekat yaitu dengan menggunakan jarak Euclid. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk dibangun ATM BSI di wilayah Kabupaten Jember berdasarkan analisis potensi pada parameter yang digunakan. Parameter yang digunakan dalam penentuan nilai bobot total diantaranya jumlah penduduk, fasilitas keagamaan, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, lembaga perbankan, dan fasilitas publik yang terdapat pada tiap kecamatan. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai skor pada setiap data yang digunakan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh Peneliti. Nilai skor tiap data digunakan untuk menghitung nilai bobot total tiap kecamatan. Kantor kecamatan dengan nilai bobot total paling tinggi akan ditetapkan sebagai pusat kecamatan dengan beberapa service area pada tiap pusat kecamatan. Penentuan lokasi ATM BSI dilakukan pada setiap service area berdasarkan analisis potensi pada parameter yang digunakan diantaranya jumlah penduduk, fasilitas keagamaan, tingkat ekonomi, fasilitas publik, aksesibilitas, dan keberadaan ATM BSI yang sudah didirikan sebelumnya. Penentuan lokasi ATM BSI yang dilakukan pada setiap service area berdasarkan nilai bobot total yang lebih tinggi dibandingkan service area lain, wilayah yang belum terfasilitasi oleh ATM BSI maupun wilayah yang tidak dijangkau oleh ATM BSI yang sudah didirikan sebelumnya. Penentuan lokasi ATM BSI selain dilakukan pada service area juga dilakukan pada setiap pusat kecamatan yang belum terfasilitasi oleh ATM BSI. Hal ini karenakan setiap pusat kecamatan dengan nilai bobot total yang tinggi dianggap merupakan wilayah yang mendukung sebagai lokasi ATM BSI. Berdasarkan parameter yang dianalisis potensi pada setiap service area diperoleh kesimpulan bahwa beberapa pusat kecamatan dan service area yang ditetapkan sebagai lokasi ATM BSI yang baru diantaranya yaitu Kecamatan Mayang, Mumbulsari, Kencong, Puger, Jenggawah, Ajung, Pakusari, Jelbuk, Silo, Tanggul, Sumber Baru, Bangsalsari, Wuluhan, Ambulu, dan Tempurejo.
Kosala Dwidja Purnomo, S.Si., M.Si.(Pembimbing I) Bagus Juliyanto, S.Si., M.Si.(Pembimbing II)
Item Description:http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106661