Preferensi Habitat Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri

Kukang (genus Nycticebus) terdiri atas delapan spesies yang tersebar di wilayah Asia, salah satunya adalah kukang jawa. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) memiliki jumlah populasi yang paling sedikit di alam liar sehingga status keberadaannya dilindungi oleh pemerintah. Menurut IUCN (International U...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PUTRASETYA, Ramdhan (Author)
Format: Academic Paper
Published: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2022-06-27T07:29:55Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04595 am a22002173u 4500
001 repository_unej_123456789_107343
042 |a dc 
100 1 0 |a PUTRASETYA, Ramdhan  |e author 
245 0 0 |a Preferensi Habitat Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri 
260 |b Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,   |c 2022-06-27T07:29:55Z. 
500 |a http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107343 
520 |a Kukang (genus Nycticebus) terdiri atas delapan spesies yang tersebar di wilayah Asia, salah satunya adalah kukang jawa. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) memiliki jumlah populasi yang paling sedikit di alam liar sehingga status keberadaannya dilindungi oleh pemerintah. Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna), status konservasi kukang jawa adalah terancam punah dengan status perdagangan Appendix I. Perdagangan hewan ilegal dan fragmentasi habitat telah menyebabkan penurunan jumlah secara signifikan. Pengetahuan tentang preferensi habitat kukang jawa di Indonesia masih terbatas, sedangkan ancaman terhadap keberadaannya terus meningkat. Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) adalah salah satu kawasan lindung yang hingga kini telah diketahui keberadaan kukang jawa. Penelitian mengenai preferensi habitat kukang jawa di area ini perlu dilakukan, mengingat pembaruan informasi di lokasi ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi habitat kukang jawa (N. javanicus) di Resort Bandealit TNMB berdasarkan tingkat perjumpaan, karakteristik penggunaan vegetasi dan distribusi habitatnya. Pengumpulan data menggunakan metode road sampling dan in depth observation di lokasi Lodadi dan Savana Pringtali. Perjumpaan kukang jawa diketahui melalui identifikasi pantulan mata, warna tubuh, pola tubuh, dan pola wajah menggunakan kamera digital. Karakteristik penggunaan vegetasi meliputi data nama spesies tumbuhan, tinggi tumbuhan, luas kanopi, persentase penutupan kanopi dan jarak antar pohon. Informasi distribusi habitat meliputi ketinggian vegetasi di atas permukaan laut dan titik koordinat vegetasi. Analisis preferensi habitat kukang jawa dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan data tingkat perjumpaan, kepadatan populasi, penggunaan jenis vegetasi, pemanfaatan ruang vegetasi, dan distribusi habitat secara spasial menggunakan pemetaan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah empat perjumpaan kukang jawa di lokasi jalur Lodadi. Berdasarkan karakteristik pembeda, terdapat dua individu yang dapat dibedakan yaitu kukang Setya dan kukang Budi. Satu individu yaitu kukang Vika berada di hutan primer dengan jarak yang tidak dapat ditempuh pengamat, sehingga identifikasi pola wajah tidak dilakukan. Densitas kukang jawa di area jalur Lodadi adalah 0,2 ind/Ha dengan tingkat perjumpaan 0,57 perjumpaan/hari. Kukang jawa menggunakan vegetasi pohon mindi, sengon, dan Ficus sp. untuk beraktivitas. Vegetasi pohon mindi memiliki karakteristik rata-rata tutupan kanopi 16,3 %, luas kanopi 10,8 m2 dan jarak antar pohon 3 m. Vegetasi pohon sengon memiliki karakteristik tutupan kanopi 11 %, luas kanopi 13,17 m2 , dan jarak antar pohon 3-5 m. Penggunaan strata kanopi pada penelitian ini secara keseluruhan berada di kanopi tengah dengan ketinggian 12-20 m. Berdasarkan topografi permukaan, kukang jawa di Resort Bandealit ditemukan di perbatasan perkebunan dan hutan primer dengan ketinggian 16-30 m dpl. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu terdapat empat perjumpaan di jalur Lodadi yang terdiri atas tiga individu yaitu kukang Setya, kukang Budi, dan kukang Vika. Penggunaan vegetasi meliputi vegetasi pohon mindi, sengon, dan Ficus sp. serta topografi permukaan pada ketinggian 16-30 m dpl. Penggunaan strata kanopi hutan berada di kanopi tengah, hal ini sangat dipengaruhi oleh komposisi vegetasi perkebunan yang homogen. Perbatasan antara hutan primer dan perkebunan Lodadi memiliki nilai penting bagi preferensi habitat kukang jawa. Nilai penting tersebut berupa lokasi feeding di perkebunan dan hutan primer sebagai lokasi tidur sekaligus lokasi feeding. 
520 |a Dra. Hari Sulistiyowati, Ph.D. Dr. Hidayat Teguh Wiyono, M.Pd. 
546 |a other 
690 |a Kukang Jawa 
690 |a Habitat Kukang Jawa 
690 |a Taman Nasional Meru Betiri 
690 |a Preferensi Habitat 
655 7 |a Other  |2 local 
787 0 |n http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107343 
856 4 1 |u http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107343  |z Get Fulltext