Optimasi Hidroksipropil Metilselulosa Dan Natrium Alginat Pada Tablet Gliclazide Sistem Floating-Mucoadhesive

Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan metabolisme protein karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 menunjukkan peningkatan signifik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rochmanullah, Shintha (Author)
Other Authors: Irawan, Eka Deddy (Contributor), Oktora R.K.S, Lusia (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: 2015-12-03T04:07:42Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04235 am a22002173u 4500
001 repository_unej_123456789_66104
042 |a dc 
100 1 0 |a Rochmanullah, Shintha  |e author 
100 1 0 |a Irawan, Eka Deddy  |e contributor 
100 1 0 |a Oktora R.K.S, Lusia  |e contributor 
245 0 0 |a Optimasi Hidroksipropil Metilselulosa Dan Natrium Alginat Pada Tablet Gliclazide Sistem Floating-Mucoadhesive 
260 |c 2015-12-03T04:07:42Z. 
500 |a 102210101076 
500 |a http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66104 
520 |a Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan metabolisme protein karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 menunjukkan peningkatan signifikan di berbagai penjuru dunia. Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Salah satu terapi Diabetes Mellitus tipe 2 adalah Gliclazide. Gliclazide memiliki waktu paruh pendek maka memerlukan frekuensi pemakaian dosis yang lebih sering. Terapi obat gliclazide secara konvensional membuttuhkan dosis besar yaitu 80-320 mg dua kali sehari. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan pasien sehingga perlu diformulasi menjadi sediaan dengan sistem pelepasan terkontrol. Salah satu bentuk sediaan dengan sistem pelepasan terkontrol adalah Gastroretentive drug delivery sistem (GRDDS). Salah satu pendekatan sistem Gastroretentive adalah dengan kombinasi sistem floating-mucoadhesive yaitu membuat sediaan dapat mengapung dan menempel pada mukosa lambung. Tujuan kombinasi floating dan mucoadhesive diharapkan mampu mengatasi kekurangan dari masing-masing sistem jika diterapkan secara tunggal sehingga dapat meningkatkan waktu tinggal tablet di lambung. Polimer-polimer yang digunakan pada sistem floating-mucoadhesive dapat berupa polimer nonionik, polimer anionik, maupun kombinasinya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kombinasi nonionik (HPMC K4M) dan anionik ix (natrium alginat). Kombinasi polimer ini untuk mencegah terjadinya ledakan dosis dan membantu mengontrol pelepasan obat khususnya untuk obat gliclazide. Pembuatan tablet dilakukan dengan metode cetak langsung dan dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan. Semua bahan dicampur kemudian dilakukan evaluasi campuran serbuk meliputi pengujian sifat alir atau sudut diam, homogenitas gliclazide dalam campuran serbuk. Campuran serbuk kemudian dikompresi menggunakan mesin cetak tablet single punch dan dievaluasi meliputi pengujian kekerasan, kerapuhan, keseragaman sediaan, kemampuan mengapung (floating lag time dan floating duration time), kekuatan mucoadhesive, pelepasan gliclazide. Respon pada pengujian mengapung,kekuatan mucoadhesive, efisiensi disolusi menit ke-720(DE720) yang digunakan untuk menentukan formula optimum dengan mmenggunakan desain faktorial. Hasil pengujian kemampuan mengapung memberikan data floating lag time formula (1),(A),(B),(AB) masing-masing sebesar 199,7; 208,6; 200,9; 270,5 detik dan floating duration time semua formula memenuhi persyaratan yaitu selama lebih 12 jam. Kekuatan mucoadhesive formula (1),(A),(B),(AB) masing-masing sebesar 56,76; 79,80; 66,57; 115,97 gram. Efisiensi disolusi menit ke-720(DE720) formula (1),(A),(B),(AB) masing-masing sebesar 50,16; 24,98; 122,34; 26,66. Semua formula yang diuji menunjukkan kinetika pelepasan model Higuchi dengan mekanisme yang dominan adalah pelepasan secara difusi. Respon yang digunakan untuk menentukan formula optimum diberikan dengan kriteria respon floating lag time (10-600 detik), kekuatan mucodhesive (50- 100 gram), dan DE720 (49,72-60,42%). Berdasarkan hasil optimasi menggunakan sofware Design Expert 9.0.4 diperoleh komposisi HPMC K4M dan Na.alginat dapat memberikan respon yang diharapkan yaitu jumlah HPMC K4M dengan rentang 72- 119,58 mg, sedangkan Na alginat 30-68,558 
546 |a id 
690 |a Optimasi Hidroksipropil Metilselulosa 
690 |a Tablet Gliclazide 
655 7 |a Undergraduat Thesis  |2 local 
787 0 |n http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66104 
856 4 1 |u http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66104  |z Get Fulltext