Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII Di SMP Negeri 4 Jember;

Pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran yang dapat menuntun siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir siswa tersebut akan terasah dengan diberikan tugas pemecahan masalah mmatematika. Namun siswa cenderung kesulitan dalam menguasai strategi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Indriani M. J., Norma (Author)
Other Authors: Suharto (Contributor), Kurniati, Dian (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: 2015-12-07T04:04:09Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran yang dapat menuntun siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir siswa tersebut akan terasah dengan diberikan tugas pemecahan masalah mmatematika. Namun siswa cenderung kesulitan dalam menguasai strategi pemecahan masalah sehingga hasil yang diperoleh siswa pun beragam. Penguasaan strategi yang berbeda tentu didasari pada kesadaran dalam berpikirnya, hal ini dikenal dengan istilah pengetahuan metakognisi. Pengetahuan metakognisi terdiri dari pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang strategi, keterampilan, sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya untuk keperluan belajar, serta pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pebelajar. Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan segala sesuatu yang telah diketahui dalam pengetahuan deklaratif dalam aktivitas belajarnya. Pengetahuan kondisional yaitu pengetahuan tentang bilamana menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya Sedangkan tahapan pemecahan masalah yang digunakan adalah pemecahan masalah berbasis Polya yang memiliki empat tahapan, yaitu memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana, dan menelaah kembali jawaban. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap pengetahuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah berbasis Polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dengan instrumen utama adalah peneliti, ix sedangkan instrumen pendukung berupa lembar tes pemecahan masalah metakognisi, think aloud, dan pedoman wawancara. Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberi gambaran mengenai pengetahuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah berbasis Polya pokok bahasan perbandingan berdasarkan kemampuan pemecahan masalah matematikanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, metode think aloud dan metode wawancara. Data yang dianalisis adalah data hasil tes pemecahan masalah metakognisi, transkripsi think aloud, dan transkripsi wawancara terhadap jawaban siswa. Berdasarkan data hasil validasi tes berupa validasi isi dan konstruksi, diperoleh bahwa tes pemecahan masalah metakognisi valid dengan koefisien kevalidan 4,19. Sehingga soal tes dinyatakan valid dengan beberapa perbaikan sesuai saran validator. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas soal, diperoleh 􀀁􀀂􀀂 = 0,68 artinya tes termasuk dalam kategori tinggi sehingga soal yang dibuat sudah baik dan dapat dipercaya untuk digunakan. Setelah data hasil jawaban, think aloud dan wawancara diperoleh, langkah selanjutnya menganalisi data yang telah didapat. Pada permasalahan pertama, S1 memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional yang lengkap pada langkah memahami masalah, membuat, dan melaksanakan rencana. S2 juga memiliki pengetahuan deklaratif dan kondisional yang lengkap pada ketiga langkah tersebut, namun hanya memiliki pengetahuan prosedural yang lengkap pada langkah membuat rencana. Sedangkan S3 tidak memiliki pengetahuan deklaratif dan prosedural yang lengkap pada ketiga langkah tersebut, ia hanya memiliki pengetahuan kondisional yang lengkap pada langkah membuat rencana. Untuk langkah menelaah kembali jawaban, tidak ada seorang pun yang memiliki pengetahuan prosedural yang lengkap. Bahkan, S1 dan S3 juga tidak memiliki pengetahuan deklaratif yang lengkap pada langkah tersebut. Untuk permasalahan kedua, hanya S1 yang memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional yang lengkap, namun pada langkah menelaah kembali, ia tidak memiliki pengetahuan deklaratif dan prosedural yang lengkap. Sedangkan untuk S2 dan S3 tidak memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional yang lengkap.
Item Description:110210101074
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66818