KERJASAMA SISTER CITY: SEBUAH UPAYA UNTUK MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA DI BANYUWANGI
Prosiding Kolokium FISIP Universitas Jember 2016, dengan tema "Pemberdayaan dan Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa"
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Academic Paper |
Published: |
2017-02-27T05:07:26Z.
|
Subjects: | |
Online Access: | Get Fulltext |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
LEADER | 02219 am a22002413u 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | repository_unej_123456789_79341 | ||
042 | |a dc | ||
100 | 1 | 0 | |a Sunarko, Bagus Sigit |e author |
500 | |a 978-602-1194-81-2 | ||
500 | |a http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79341 | ||
700 | 1 | 0 | |a Yuniati, Sri |e author |
245 | 0 | 0 | |a KERJASAMA SISTER CITY: SEBUAH UPAYA UNTUK MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA DI BANYUWANGI |
260 | |c 2017-02-27T05:07:26Z. | ||
520 | |a Prosiding Kolokium FISIP Universitas Jember 2016, dengan tema "Pemberdayaan dan Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa" | ||
520 | |a Upaya mengnyinergikan pariwisata dan budaya dalam pengembangan dan pemasaran sektor pariwisata telah menjadi praktek yang sering dilakukan. Sebagian besar daerah tujuan wisata termasuk Banyuwangi berusaha tampil beda dibandingkan daerah tujuan wisata lain dengan cara mempromosikan budayanya sebagai sarana untuk menciptakan citra yang berbeda. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui kerjasama sister city dengan daerah/ provinsi lain baik di dalam maupun luar negeri sebagai upaya untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Namun demikian, pengembangan model sister city yang melibatkan masyarakat dengan latar belakang yang masih tradisional memerlukan strategi yang berbeda dengan masyarakat yang sudah modern. Pembentukan kerjasama sister city yang dilakukan suatu pemerintah daerah yang memiliki karateristik masyarakat agraris dan sangat teguh memegang budaya hormat pada pemimpin, maka inisiatifnya tidak bisa diharapkan murni tumbuh dan berkembang dari pihak masyarakat tetapi dari pemerintah. Artinya model pendekatan top-down yang sesuai untuk digunakan dalam membangun kerjasama sister city. Sebaliknya bagi masyarakat yang lebih modern, maka model pendekatan bottom-up lebih cocok digunakan sebagai landasan untuk membangun kerjasama sister city yang telah disepakati bersama. | ||
546 | |a id | ||
690 | |a sister city | ||
690 | |a industri pariwisata | ||
690 | |a pendekatan top-down | ||
690 | |a pendekatan bottomup | ||
655 | 7 | |a Prosiding |2 local | |
787 | 0 | |n http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79341 | |
856 | 4 | 1 | |u http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79341 |z Get Fulltext |