PENGARUH VITAMIN C DAN PAPARAN SINAR UV TERHADAP EFEKTIVITAS IN VITRO KRIM TABIR SURYA AVOBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE DENGAN KOMBINASI VITAMIN E SEBAGAI FOTOPROTEKTOR

Sinar Ultraviolet (UV) dibagi menjadi tiga daerah yaitu UV A (320-400 nm) yang dapat menyebabkan pencoklatan kulit, UV B (290-320 nm) yang dapat menyebabkan eritema dan penuaan dini, dan UV C (200-290 nm) yang dapat menyebabkan kanker kulit. Pencegahan efek merugikan dari sinar UV dapat dilakukan de...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Puspitosary, Sendy (Author)
Other Authors: Lusia Oktora R.K.S (Contributor), Lidya Ameliana (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: 2017-03-23T02:33:50Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04393 am a22002413u 4500
001 repository_unej_123456789_79810
042 |a dc 
100 1 0 |a Puspitosary, Sendy  |e author 
100 1 0 |a Lusia Oktora R.K.S  |e contributor 
100 1 0 |a Lidya Ameliana  |e contributor 
245 0 0 |a PENGARUH VITAMIN C DAN PAPARAN SINAR UV TERHADAP EFEKTIVITAS IN VITRO KRIM TABIR SURYA AVOBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE DENGAN KOMBINASI VITAMIN E SEBAGAI FOTOPROTEKTOR 
260 |c 2017-03-23T02:33:50Z. 
500 |a 122210101045 
500 |a http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79810 
520 |a Sinar Ultraviolet (UV) dibagi menjadi tiga daerah yaitu UV A (320-400 nm) yang dapat menyebabkan pencoklatan kulit, UV B (290-320 nm) yang dapat menyebabkan eritema dan penuaan dini, dan UV C (200-290 nm) yang dapat menyebabkan kanker kulit. Pencegahan efek merugikan dari sinar UV dapat dilakukan dengan penggunaan tabir surya. Tabir surya merupakan perlindungan kulit secara kimia yang mampu menyerap sedikitnya 85% sinar matahari. Mekanisme kerja tabir surya dibagi menjadi 2 macam yaitu pemblok fisik seperti TiO2 dan penyerap kimia seperti avobenzone sebagai anti UV A dan octyl methoxycinnamate sebagai anti UV B. Avobenzone dan octyl methoxycinnamate merupakan kombinasi yang digunakan secara luas, namun mengalami degradasi karena adanya paparan sinar UV. Strategi untuk mengatasi ketidakstabilan kombinasi tersebut adalah dengan penambahan fotoprotektor seperti vitamin E dan antioksidan seperti vitamin C. Sediaan yang dipilih untuk penelitian ini adalah krim. Evaluasi sifat fisika kimia yang dilakukan untuk sediaan krim adalah pengujian organoleptis, tipe krim, homogenitas krim, pH, viskositas, dan daya sebar. Efektivitas sediaan tabir surya dapat ditentukan dengan nilai sun protection factor (SPF), persen transmisi eritema, dan persen transmisi pigmentasi. Penentuan efektivitas sediaan tabir surya dilakukan sebelum dan setelah paparan sinar UV. Analisis statistik data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik menggunakan program SPSS 17.0.Sediaan krim dibuat 4 macam formula yaitu F1, F2, F3, F4 yang mengandung vitamin E sebesar 3% dan vitamin C dengan konsentrasi masingmasing 0%, 2,5%, 5%, dan 10%. Nilai SPF keempat formula sebelum paparan secara berturut-turut adalah 10,1710; 11,5605; 9,5347; 8,3785 yang memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai SPF setelah paparan sinar UV secara berturutturut adalah 5,1715; 7,4820; 6.4046; 5,6084. Konsentrasi vitamin C yang dapat memberikan peningkatan nilai SPF adalah 2,5%, apabila konsentrasi ditingkatkan menjadi 5 hingga 10% akan mengalami penuruna nilai SPF. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya interaksi antara Avobenzone, octyl methoxycinnamate, vitamin E dan C dengan senyawa reaktif. Hasil analisis statistik nilai SPF sebelum dan setelah paparan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada semua formula. Nilai persen transmisi eritema sebelum paparan sinar UV pada F1 sebesar 0,00651; F2 sebesar 0,00215; F3 sebesar 0,01721; F4 sebesar 0,00778. Semua formula memiliki nilai persen transmisi eritema dengan kategori total block. Nilai persen transmisi eritema setelah paparan sinar UV pada F1 sebesar 0,15836; F2 sebesar 0,02655; F3 sebesar 0,05714; F4 sebesar 0,07152. Hasil analisis statistik nilai persen transmisi eritema menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah paparan. Nilai persen transmisi pigmentasi sebelum paparan sinar UV pada F1 sebesar 0,03367; F2 sebesar 0,02586; F3 sebesar 0,03936; F4 sebesar 0,05728 dan keempat formula memiliki kategori total block. Nilai persen transmisi pigmentasi setelah paparan sinar UV pada F1 sebesar 0,27258; F2 sebesar 0,34898; F3 sebesar 0,16323; F4 sebesar 0,22351. Hasil analisis statistik nilai persen transmisi pigmentasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah paparan. Berdasarkan hasil penentuan nilai transmisi eritema dan pigmentasi baik sebelum atau setelah paparan sinar UV menunjukkan nilai yang memenuhi persyaratan 
546 |a id 
690 |a Vitamin C 
690 |a Sinar Ultraviolet (UV) 
690 |a Tabir Surya Avobenzone 
690 |a Octyl Methoxycinnamate 
655 7 |a Undergraduat Thesis  |2 local 
787 0 |n http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79810 
856 4 1 |u http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79810  |z Get Fulltext