PERBEDAAN LAMA PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP JUMLAH SEL FIBROBLAS JARINGAN IKAT PADA TIKUS MODEL REUMATOID ARTRITIS

Reumatoid artritis adalah penyakit dengan prevalensi tertinggi kedua di Indonesia yang merupakan proses inflamasi kronis. Penyakit ini termasuk penyakit nyeri sendi yang sangat progresif dan paling sering menimbulkan kecacatan. Manifestasi utama dari reumatoid artritis yaitu inflamasi, menyebabkan p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Fillah, Asyirah Mujahidah (Author)
Other Authors: Normasari, Rena (Contributor), Aryadina, Dwita (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: 2017-11-16T02:58:02Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Reumatoid artritis adalah penyakit dengan prevalensi tertinggi kedua di Indonesia yang merupakan proses inflamasi kronis. Penyakit ini termasuk penyakit nyeri sendi yang sangat progresif dan paling sering menimbulkan kecacatan. Manifestasi utama dari reumatoid artritis yaitu inflamasi, menyebabkan pelepasan berbagai sitokin yang memicu peningkatan jumlah sel fibroblas dan aktivasi pro MMP sehingga sekresi MMP (matrix metallo proteinase) meningkat pada jaringan ikat. Pembuatan model reumatoid artritis pada penelitian ini dengan menginjeksikan CFA (complete freund's adjuvant) secara intra artikular. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan penanganan yang diberikan untuk mengurangi gejala inflamasi pada reumatoid artritis yang memiliki berbagai efek samping terutama jika dikonsumsi oleh penderita lanjut usia. Alternatif anti inflamasi lain diperlukan untuk menangani masalah tersebut dengan cara memanfaatkan potensi antiiflamasi dari sumber daya kelautan salah satunya adalah ikan lemuru. Ikan lemuru yang diekstrak menjadi minyak ikan telah diteliti memiliki kandungan omega 3 PUFA (polyunsaturated fatty acids) berupa EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docohexaenoic acid) yang berpotensi mensubstitusi sitokin PGE2 (prostaglandin E2) dengan eikosanoid yang disintesisnya yaitu PGE3 (prostaglandin E3). Minyak ikan lemuru telah diketahui efektifitasnya terhadap penurunan efek inflamasi, akan tetapi efektifitas minyak ikan lemuru terhadap penurunan jumlah sel fibroblas jaringan ikat ditinjau dari lama pemberian belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama pemberian minyak ikan lemuru terhadap jumlah sel fibroblas jaringan ikat pada tikus model rheumatoid artritis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang aktivitas anti inflamasi minyak ikan lemuru secara lebih dalam. Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan rancangan penelitian randomized post test only control group design. Hewan coba yang digunakan berupa tikus galur sebanyak 24 ekor, dibagi menjadi 6 kelompok yakni 3 kelompok kontrol negatif yang dibedakan berdasarkan hari dekapitasi dan 3 kelompok perlakuan yang dibedakan berdasarkan lama pemberian minyak ikan lemuru. Uji normalitas yang dipilih adalah Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan ≤50. Secara keseluruhan, hasil uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai signifikansi p > 0,05 sehingga data tersebut dinyatakan terdistribusi dengan normal. Hasil uji statistik parametrik One Way Anova didapatkan signifikansi jumlah sel fibroblas yang signifikan. Lalu dilanjutkan dengan uji LSD dan didapatkan perbedaan signifikan pada kelompok perlakuan yang diberi minyak ikan lemuru selama 7 hari dengan pemberian 21 hari. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah sel fibroblas pada jaringan ikat model reumatoid artritis akibat perbedaan lama pemberian minyak ikan lemuru.
Item Description:122010101047
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83267