Analisis Harga Satun Per-M2 Bangunan Bertingkat Universitas Jember

Kabupaten Jember merupakan pusat pendidikan di wilayah Jawa Timur bagian timur. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perguruan tinggi di Kabupaten Jember. Terdapat 4 perguruan tinggi besar di Kabupaten Jember, yaitu Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember, Universitas Muhammadiyah Jember...

ver descrição completa

Na minha lista:
Detalhes bibliográficos
Autor principal: BAHARSYAH, Syarifuddin (Author)
Outros Autores: ARIFIN, Syamsul (Contributor), SUYOSO, Hernu (Contributor)
Formato: Academic Paper
Publicado em: 2018-07-31T05:17:33Z.
Assuntos:
Acesso em linha:Get Fulltext
Tags: Adicionar Tag
Sem tags, seja o primeiro a adicionar uma tag!
Descrição
Resumo:Kabupaten Jember merupakan pusat pendidikan di wilayah Jawa Timur bagian timur. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perguruan tinggi di Kabupaten Jember. Terdapat 4 perguruan tinggi besar di Kabupaten Jember, yaitu Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, dan Institut Agama Islam Negeri Jember. Dari 4 perguruan tinggi di Kabupaten Jember, Universitas Jember merupakan perguruan tinggi dengan pertumbuhan pembangunan paling pesat. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya proyek pembangunan gedung bertingkat pada beberapa fakultas di Universitas Jember. Pada penelitian ini akan digunakan 2 (dua) analisa harga satuan. Analisa harga satuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Universitas Jember. Penggunaan dua analisa harga satuan tersebut bertujuan untuk membandingkan dua analisa harga satuan yang terdapat di Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui harga satuan m2 pada bangunan bertingkat di Gedung Kuliah Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Selain itu mengetahui presentase kenaikan harga satuan m2 pada bangungan bertingkat di Gedung Kuliah Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengolahan data menggunakan AHS Jember lebih kecil pada tahun 2014 dan 2016 sedangkan pada DHS UNEJ lebih kecil pada tahun 2015 dan 2017 dengan rincian sebagai berikut: a. Pada perhitungan menggunakan DHS UNEJ 1. Pada tahun 2014 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.089.760,000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.187.838.400,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.187.838.400,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 3.498.129.600,- dan harga per-m2 adalah Rp 4.164.440,- 2. Pada tahun 2015 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.159.200,000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.263.528.000,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.298.304.000,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 3.721.032.000,- dan harga per-m2 adalah Rp 4.429.800,- 3. Pada tahun 2016 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.238.440.000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.349.899.600,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.387.052.800,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 3.975.392.400,- dan harga per-m2 adalah Rp 4.732.610,- 4. Pada tahun 2017 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.031.800.000,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.155.078.000,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 3.312.078.000,- dan harga per-m2 adalah Rp 3.942.950,- b. Pada perhitungan menggunakan AHS Jember 1. Pada tahun 2014 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.179.360.000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.285.502.400,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.320.883.200,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 3.785.745.600,- dan harga perm2 adalah Rp 4.506.840,- 2. Pada tahun 2015 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.545.320.000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.684.398.800,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.730.758.400,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 4.960.477.200,- dan harga perm2 adalah Rp 5.905.330,- 3. Pada tahun 2016 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.529.640.000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.667.307.600,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.713.196.800,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 4.910.144.400,- dan harga perm2 adalah Rp 5.845.410,- 4. Pada tahun 2017 harga tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi dapat dilihat di bawah ini: - Pada lantai 1 mendapat harga Rp 1.210.160.000,- - Pada lantai 2 mendapat harga Rp 1.319.074.400,- - Pada lantai 3 mendapat harga Rp 1.355.379.200,- Jadi nilai total pembangunan tertinggi rata-rata bangunan gedung akutansi pada tahun 2014 adalah Rp 3.884.613.600,- dan harga perm2 adalah Rp 4.624.540,- 2. Hasil pengolahan data menggunakan AHS Jember dan DHS UNEJ dapat di persentase sebagai berikut: a. Pada perhitungan DHS UNEJ 1. Terjadi kenaikan harga sebesar 6,39% pada tahun 2014 ke 2015 2. Terjadi kenaikan harga sebesar 6,84% pada tahun 2015 ke 2016 3. Terjadi penurunan harga sebesar 16,9% pada tahun 2016 ke 2017 b. Pada perhitungan AHS Jember 1. Terjadi kenaikan harga sebesar 31,02% pada tahun 2014 ke 2015 2. Terjadi penurunan harga sebesar 1,02% pada tahun 2014 ke 2016 3. Terjadi penurunan harga sebesar 20,89% pada tahun 2016 ke 2017
Descrição do item:http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86804