Pengaruh Gel Bioactive Glass Nanosilica Abu Ampas Tebu terhadap Jumlah Sel Neutrofil Pulpa Tikus Wistar Jantan

Neutrofil adalah jenis fagosit yang menelan dan mencerna bakteri. Neutrofil dirangsang oleh TNF-α untuk bergerak menuju lokasi infeksi lalu melakukan fagositosis terhadap bakteri. Neutrofil dapat menghasilkan protease dan ROS untuk membunuh bakteri patogen dengan cepat namun pelepasan molekul toksik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SETYAWATY, Rusella Try (Author)
Other Authors: Barid, Izzata (Contributor), Gunadi, Achmad (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: 2018-08-10T08:28:10Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Neutrofil adalah jenis fagosit yang menelan dan mencerna bakteri. Neutrofil dirangsang oleh TNF-α untuk bergerak menuju lokasi infeksi lalu melakukan fagositosis terhadap bakteri. Neutrofil dapat menghasilkan protease dan ROS untuk membunuh bakteri patogen dengan cepat namun pelepasan molekul toksik ini juga dapat menghancurkan jaringan di sekitarnya. Salah satu upaya untuk melindungi jaringan pulpa dari cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yaitu dengan pembentukan dentin tersier. Bioactive glass adalah bahan yang dapat memunculkan respon biologis tertentu pada suatu jaringan yang akan menghasilkan ikatan antara jaringan dan bahan tersebut.Bioactive glass memiliki fungsi bermacam-macam, antara lain mampu merangsang pembentukan HCA dan mencegah peningkatan respon inflamasi. Bioactive glass umumnya memiliki sediaan berbentuk powder yang memiliki kelarutan tinggi jika digunakan sebagai bahan restorasi. Kelarutan yang tinggi ini diatasi dengan penambahan bahan basis gel sodium-carboxy methyl cellulose (CMC-Na). Tebu (Saccharum officinarum) adalah salah satu tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Abu ampas tebu memiliki kandungan silika sebesar 70% sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan bioactive glass. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gel bioactive glass nanosilica abu ampas tebu terhadap jumlah sel neutrofil pulpa tikus wistar jantan. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Enam belas ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 2 kelompok kemudian gigi molar satu rahang atas kiri dipreparasi sedalam 1 mm lalu diperforasikan sebesar seujung sonde. Pada kelompok kontrol, gigi tikus yang telah dipreparasi dilalukan penumpatan Neutrofil adalah jenis fagosit yang menelan dan mencerna bakteri. Neutrofil dirangsang oleh TNF-α untuk bergerak menuju lokasi infeksi lalu melakukan fagositosis terhadap bakteri. Neutrofil dapat menghasilkan protease dan ROS untuk membunuh bakteri patogen dengan cepat namun pelepasan molekul toksik ini juga dapat menghancurkan jaringan di sekitarnya. Salah satu upaya untuk melindungi jaringan pulpa dari cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yaitu dengan pembentukan dentin tersier. Bioactive glass adalah bahan yang dapat memunculkan respon biologis tertentu pada suatu jaringan yang akan menghasilkan ikatan antara jaringan dan bahan tersebut.Bioactive glass memiliki fungsi bermacam-macam, antara lain mampu merangsang pembentukan HCA dan mencegah peningkatan respon inflamasi. Bioactive glass umumnya memiliki sediaan berbentuk powder yang memiliki kelarutan tinggi jika digunakan sebagai bahan restorasi. Kelarutan yang tinggi ini diatasi dengan penambahan bahan basis gel sodium-carboxy methyl cellulose (CMC-Na). Tebu (Saccharum officinarum) adalah salah satu tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Abu ampas tebu memiliki kandungan silika sebesar 70% sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan bioactive glass. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gel bioactive glass nanosilica abu ampas tebu terhadap jumlah sel neutrofil pulpa tikus wistar jantan. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Enam belas ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 2 kelompok kemudian gigi molar satu rahang atas kiri dipreparasi sedalam 1 mm lalu diperforasikan sebesar seujung sonde. Pada kelompok kontrol, gigi tikus yang telah dipreparasi dilalukan penumpatan
Item Description:141610101007
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87015