Optimalisasi Usahatani Sayur Tumpangsari di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember

Permasalahan produktivitas sayur yang masih rendah dan fluktuasi harga sayur dialami oleh salah satu kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember. Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh petani dengan menerapkan sistem tanam tumpangsari. Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi merupakan daerah di Kabu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: BUANA, Berilisda Jepatrika Dirga (Author)
Other Authors: SUWANDARI, Anik (Contributor)
Format: Academic Paper
Published: Fakultas Pertanian, 2020-04-02T02:25:24Z.
Subjects:
Online Access:Get Fulltext
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
LEADER 04428 am a22002413u 4500
001 repository_unej_123456789_97632
042 |a dc 
100 1 0 |a BUANA, Berilisda Jepatrika Dirga  |e author 
100 1 0 |a SUWANDARI, Anik  |e contributor 
245 0 0 |a Optimalisasi Usahatani Sayur Tumpangsari di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember 
260 |b Fakultas Pertanian,   |c 2020-04-02T02:25:24Z. 
500 |a NIM151510601029 
500 |a http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97632 
500 |a AGRIBISNIS 
500 4 1 |u 1510601 
520 |a Permasalahan produktivitas sayur yang masih rendah dan fluktuasi harga sayur dialami oleh salah satu kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember. Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh petani dengan menerapkan sistem tanam tumpangsari. Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi merupakan daerah di Kabupaten Jember yang menerapkan sistem tanam tumpangsari komoditas sayur dan memiliki produksi sayur tertinggi di Kabupaten Jember. Setiap sayur dalam satu lahan menghasilkan produksi dan harga jual yang tidak sama pada tiap petani yang mengusahakannya serta penggunaan faktor produksi dengan jumlah dan biaya yang tidak sama untuk setiap tanaman sayuran. Permasalahan yang dihadapi petani adalah menentukan jenis sayur yang harus ditanam dengan keterbatasan faktor produksi yang ada untuk memperoleh keuntungan maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kombinasi tanaman sayur tumpangsari pada petani yang memberikan keuntungan maksimal, (2) Optimalisasi faktor produksi usahatani sayur tumpangsari, (3) Kondisi aktual dan maksimal keuntungan usahatani sayur tumpangsari. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan purposive method yaitu di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dengan pertimbangan Desa Sukorambi berkontribusi tinggi dalam memproduksi sayur di Kabupaten Jember dan menerapkan sistem tanam tumpangsari. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dan analitik. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan metode linear programming dengan bantuan program komputer QM For Windows. Hasil penelitian yang dilakukan pada luas lahan 1 Ha dalam satu kali tanam di musim kemarau mulai dari Bulan April tahun 2019 menunjukkan bahwa keuntungan maksimal model tumpangsari 1 sebesar Rp302.147.057 diperoleh dengan menanam sayur sawi pada luas lahan 5.713 m 2 dan sayur bayam pada luas lahan 14.293 m 2 . Keuntungan maksimal model tumpangsari 2 sebesar Rp433.636.984 diperoleh dengan menanam sayur sawi pada luas lahan 12.146 m 2 , sayur bayam pada luas lahan 14.282 m 2 dan sayur kangkung pada luas lahan 235 m 2 . Keuntungan maksimal model tumpangsari 3 sebesar Rp731.841.365 diperoleh dengan menanam sayur sawi pada luas lahan 10.244 m 2 , sayur bayam pada luas lahan 14.418 m 2 dan sayur kemangi pada luas lahan 14.350 m 2 . Keuntungan maksimal model tumpangsari 4 sebesar Rp679.400.017 diperoleh dengan menanam sayur bayam pada luas lahan 14.337 m 2 , sayur sawi pada luas lahan 13.762 m 2 , sayur kenikir pada luas lahan 5.767 m 2 dan sayur kemangi pada luas lahan 14.450 m 2 . Lahan untuk menanam sayur bayam merupakan faktor produksi langka pada tumpangsari model 1, 2, 3 dan 4. Lahan untuk menanam sayur kemangi merupakan faktor produksi langka pada tumpangsari model 3 dan 4. Pupuk ZA merupakan faktor produksi langka pada tumpangsari model 1. Pupuk kandang merupakan faktor produksi langka pada tumpangsari model 2, 3 dan 4. Pestisida callicron merupakan faktor produksi langka pada tumpangsari model 2 dan 4. Peningkatan keuntungan tertinggi pada kondisi keuntungan maksimal yaitu pada model tumpangsari 4 sebesar Rp22.086.091 atau meningkat 18,5% dari kondisi keuntungan aktual. Peningkatan keuntungan tertinggi pada kondisi keuntungan maksimal yaitu pada model tumpangsari 4 sebesar Rp95.624.303 atau meningkat 16,4 % dari kondisi keuntungan aktual. Peningkatan keuntungan terendah pada kondisi keuntungan maksimal yaitu pada model tumpangsari 1 sebesar Rp35.528.745 atau meningkat 13,3% dari kondisi keuntungan aktual. 
546 |a Ind 
690 |a produktivitas sayur 
690 |a Usahatani 
690 |a Komoditas Sayur 
655 7 |a Thesis  |2 local 
787 0 |n http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97632 
856 4 1 |u http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97632  |z Get Fulltext