PENGEMBANGAN DESAIN DIDAKTIS PERTIDAKSAMAAN KUADRAT PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Rendahnya kemampuan matematis siswa disebabkan hambatan (obstacles) yang dihadapi dalam pembelajaran matematika khususnya materi pertidaksamaan kuadrat. Hambatan yang dialami siswa bersumber dari perkembangan siswa (ontological obstacles), didactical obstacles yaitu hambatan akibat pilihan pendekata...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tamba, Kimura Patar (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2015-07-10.
Subjects:
Online Access:http://repository.upi.edu/18983/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Rendahnya kemampuan matematis siswa disebabkan hambatan (obstacles) yang dihadapi dalam pembelajaran matematika khususnya materi pertidaksamaan kuadrat. Hambatan yang dialami siswa bersumber dari perkembangan siswa (ontological obstacles), didactical obstacles yaitu hambatan akibat pilihan pendekatan guru dan epistemological obstacles. Hambatan ini dapat terjadi karena desain didaktis yang digunakan guru adalah bahan siap saji tanpa proses analisis terlebih dahulu. Untuk itu penting untuk menyusun suatu desain didaktis yang mempertimbangkan hambatan belajar, learning trajectories. Selain itu, desain didaktis juga dapat disusun berdasarkan Theory of Didactical Situation. Menurut teori ini, desain didaktis disusun dalam suatu situasi sehingga terjadi proses interaksi siswa dengan milieu dimana dalam proses inilah siswa membentuk pengetahuannya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan belajar dan menyusun desain didaktis pertidaksamaan kuadrat. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan desain penelitian yaitu Didactical Design Research (DDR). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Trinitas Bandung pada kelas X dan kelas XI. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: (1) hambatan belajar yang dialami oleh siswa seperti generalisasi persamaan ke pertidaksamaan (epistemological obstacles), keterbatasan berpikir pada aritmatic thinking (ontogenical obstacles), pemaknaan hanya sebatas prosedural dan tidak beragamnya pendekatan dalam pembelajaran (didactical obstacles); (2) situasi didaktis yang disusun adalah permasalahan kontekstual yang disusun secara berkelanjutan dari desain didaktis-1 sampai desain didaktis-5; (3) hambatan belajar yang muncul setelah implementasi adalah generalisasi metode grafik ke metode garis bilangan, generalisasi persamaan ke pertidaksamaan, kecenderungan hanya menggunakan satu pendekatan (epistemological obstacles), tidak ada penekanan akan makna dan penggunaan simbol pertidaksamaan (didactical obstacles); (4) desain didaktis revisi berupa perbaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Item Description:http://repository.upi.edu/18983/1/T_MTK_1302415_Title.pdf
http://repository.upi.edu/18983/2/T_MTK_1302415_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/18983/3/T_MTK_1302415_Table%20of%20Content.pdf
http://repository.upi.edu/18983/4/T_MTK_1302415_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/18983/5/T_MTK_1302415_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/18983/6/T_MTK_1302415_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/18983/7/T_MTK_1302415_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/18983/8/T_MTK_1302415_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/18983/9/T_MTK_1302415_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/18983/10/T_MTK_1302415_Appendix.pdf