KONTRUKSI MAKNA "THR" PADA WARTAWAN: Studi Fenomenologi terhadap Tunjangan Hari Raya pada Wartawan Desk Pemerintahan di Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi makna "THR" pada wartawan desk Pemerintahan di kota Bandung. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dimunculkan pertanyaan tentang bagaimana pemaknaan, konsep diri (kesadaran diri, pengetahuan diri, motivasi diri, penempatan diri dan penam...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Azizah, Nurul Nur (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2017-08-30.
Subjects:
Online Access:http://repository.upi.edu/3171/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi makna "THR" pada wartawan desk Pemerintahan di kota Bandung. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dimunculkan pertanyaan tentang bagaimana pemaknaan, konsep diri (kesadaran diri, pengetahuan diri, motivasi diri, penempatan diri dan penampilan diri) dan pengalaman hubungan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi serta didukung oleh studi literatur, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan Colaizzi (1978). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wartawan memaknai "THR" sebagai kebutuhan akan ekonomi karena minimnya gaji, meningkatnya kebutuhan keluarga, mendesaknya untuk mencari penghasilan tambahan. "THR" juga dimaknai wartawan sebagai menjaga hubungan, yaitu kepentingan, kebersamaan, mencairkan suasana, komunikasi non-formal, bentuk terimakasih, pertemanan, networking dan penghormatan. Di sisi lain, wartawan juga memaknai "THR" sebagai suatu hal yang menciderai profesionalisme. Konsep diri wartawan meliputi kesadaran diri (tidak mau naif, spontan, tidak berpikir panjang, normal dan wajar, acuh, bentuknya bingkisan bukan uang), pengetahuan diri (mengetahui dilarang tapi kurang penegakan, keraguan benar-salah, kepentingan industri, realistis), motivasi diri (hadiah, rasa terimakasih, apresiasi, hubungan baik, mempererat ikatan emosional, enggan menolak, pressrelease, tidak memaksa dan memeras), penempatan diri (bergantung penegakan aturan di media permisif, minim kesejahteraan, berperilaku apa adanya, menjaga hubungan baik, dan tugas agenda ke luar kota), penampilan diri (tidak memperdulikan pendapat orang lain, tidak ingin dipandang apapun, menyampaikan kebenaran tidak memaksa atau memeras, privilege). Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan atau penolakan "THR" pada wartawan di Pemerintahan di Kota Bandung dilatarbelakangi oleh ekonomi, hubungan serta profesionalisme.------------ This study aims to determine the construction of meaning "THR" on a desk reporter in the city administration. To achieve these objectives, it raised questions about how the meaning, the concept of self (self-awareness, self-knowledge, self-motivation, self placement and appearance of himself) and experience social relationships. This study used a qualitative approach with phenomenological method. Data collection techniques used were interviews and observations and supported by the literature, while the technique of data analysis used Colaizzi (1978). The results of this study indicate that reporters interpret the "THR" as the need for the economy because of the lack of salaries, increasing needs of the family, urged him to earn extra income. "THR" is also interpreted as a reporter at the relationship, which is of interest, togetherness, break the ice, non-formal communication, the form of gratitude, friendship, networking and respect. On the other hand, journalists also interpret "THR" as a matter of injuring professionalism. The concept of self-reporters include self-awareness (do not want to be naive, spontaneous, thoughtless, normal and natural, indifferent, shaped parcel instead of money), self-knowledge (knowing forbidden but less enforcement, doubts are wrong, industry interests, realistic), motivation self (gift, gratitude, appreciation, good relations, strengthen emotional ties, are reluctant to refuse, press release, not force and blackmail), placing themselves (depending enforcement of the rules on media permissiveness, lack of well-being, behaving as they are, maintain good relationships, and agenda duty outside the city), grooming (not considering the opinion of others, do not want to be seen any, to convey the truth does not force or squeeze, privilege). The conclusion of this study indicate that the acceptance or rejection "THR" reporters in the Government in Bandung motivated by economics, relationships and professionalism.
Item Description:http://repository.upi.edu/31710/1/S_IKOM_1305347_Title.pdf
http://repository.upi.edu/31710/2/S_IKOM_1305347_Table_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/31710/3/S_IKOM_1305347_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/31710/4/S_IKOM_1305347_Chapter%201.pdf
http://repository.upi.edu/31710/5/S_IKOM_1305347_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/31710/6/S_IKOM_1305347_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/31710/7/S_IKOM_1305347_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/31710/8/S_IKOM_1305347_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/31710/9/S_IKOM_1305347_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/31710/10/S_IKOM_1305347_Appendix.pdf