PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAYAK BIDAYUH SEBAGAI PEMERTAHANAN BAHASA PADA WILAYAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SOSIOLINGUISTIK

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kedudukan, fungsi, sikap berbahasa, dan pemertahanan bahasa Indonesia dan bahasa Dayak Bidayuh di wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Data diambil dari 300 orang responden d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Netti Yuniarti, - (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2019-07-22.
Subjects:
Online Access:http://repository.upi.edu/3654/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kedudukan, fungsi, sikap berbahasa, dan pemertahanan bahasa Indonesia dan bahasa Dayak Bidayuh di wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Data diambil dari 300 orang responden dari berbagai konteks seperti umur (usia anak hingga manula), pekerjaan (petani, buruh pedagang, PNS, dan tokoh adat/ agama), dan lingkungan sosial (sesuku dan antarsuku yang berkeluarga dan bermasyarakat). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan dan berfungsi sebagai bahasa pengantar utama dalam ragam formal. Bahasa Dayak Bidayuh berkedudukan dan berfungsi sebagai bahasa pengantar utama pada situasi nonformal (lingkungan keluarga ataupun adat). Masyarakat perbatasan Kalimantan Barat masih memiliki sikap berbahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Dayak Bidayuh sebagai bahasa daerah. Masyarakat memahami penyesuaian penggunaan bahasa yang sesuai dengan kepentingan komunikasi yang mereka hadapi karena mayoritas multilingual. Pelestarian bahasa Indonesia dan bahasa Dayak Bidayuh dapat dilakukan dengan senantiasa menggunakan bahasa tersebut dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Selanjutnya terkait dengan pelestarian bahasa di sekolah berupa pencanangan atau kewajiban menggunakan bahasa daerah dalam satu hari di sekolah. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan menghidupkan kesenian daerah dan tradisi bertutur. Pemertahanan kedua bahasa tersebut dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan politik, sosiologis, dan edukasi. Hasil penelitian ini dikembangkan menjadi modul yang berjudul Bilingualisme dan Pemertahanan Bahasa (Kajian Sosiolinguistik di Perbatasan Kalimantan Barat) yang dapat diimplementasikan sebagai bahan ajar dalam mata kuliah Sosiolinguistik di Kalimantan Barat. Kata kunci: Bahasa Indonesia, Bahasa Dayak Bidayuh, Kedudukan dan fungsi Bahasa, Sikap berbahasa, dan Pemertahanan bahasa
Item Description:http://repository.upi.edu/36540/1/D_B_IND_1503037_Title.pdf
http://repository.upi.edu/36540/2/D_B_IND_1503037_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/36540/3/D_B_IND_1503037_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/36540/4/D_B_IND_1503037_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/36540/5/D_B_IND_1503037_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/36540/6/D_B_IND_1503037_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/36540/7/D_B_IND_1503037_Chapter6.pdf
http://repository.upi.edu/36540/8/D_B_IND_1503037_Appendix.pdf